Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Dari Tragedi Gamer Muda "Fat Cat", Inilah 5 Hal yang Bisa Kita Pelajari!

Diperbarui: 9 Mei 2024   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gamer sedang bermain game/FB Isur Suryati 

Tragedi "Fat Cat" adalah kisah yang menyentuh hati tentang seorang gamer muda bernama Pang Mao, yang dikenal dengan nama panggung "Fat Cat". 

Meskipun sukses dalam karir gaming dan menghasilkan pendapatan besar, di balik kesuksesannya terdapat luka yang dalam akibat perceraian orang tuanya. Fat Cat memilih untuk menjauh dari keluarganya dan hidup secara mandiri.

Pada bulan April 2024, Fat Cat ditemukan meninggal bunuh diri setelah melompat dari sebuah jembatan di Chongqing. 

Diketahui bahwa putus cinta dari kekasihnya diduga menjadi penyebab utama dari tindakan tragis tersebut. Sebelum mengakhiri hidupnya, Fat Cat melakukan live streaming dan mengungkapkan rasa sakit hati serta kekecewaannya.

Fat Cat berusia 21 tahun pada saat kematiannya dan dikenal sebagai seorang gamer yang sukses secara finansial. Namun, depresi yang dideritanya akibat putus cinta menjadi faktor utama dalam tindakan bunuh dirinya. Mantan kekasihnya mendapat kecaman dari netizen atas perilakunya yang konon telah memicu depresi yang mendalam pada Fat Cat.

Kasus ini menciptakan diskusi luas tentang kesehatan mental dan hubungan yang toxic dalam komunitas gaming. Kematian Fat Cat kemungkinan merupakan titik puncak dari depresi yang telah lama ia alami, dengan faktor-faktor seperti putus cinta, kurangnya dukungan sosial, dan kemungkinan manipulasi emosional oleh mantan kekasihnya menjadi pendorong utama.

Tragedi Fat Cat merupakan peringatan yang menyedihkan tentang pentingnya kesehatan mental, membangun hubungan yang sehat, dan mencari bantuan profesional ketika diperlukan. Kesadaran akan depresi dan risiko bunuh diri perlu ditingkatkan, terutama di kalangan para gamer yang rentan terhadap tekanan mental.

Kesehatan Mental dan Gamer

Bermain game berlebihan dapat merugikan kesehatan mental para gamer. Kurangnya tidur, olahraga, dan pola makan tidak seimbang meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. 

WHO telah mengakui gangguan bermain game sebagai masalah kesehatan mental. Tekanan sosial dari kompetisi yang ketat dan bullying online dapat memicu stres dan rasa tidak berharga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline