Sebagai seorang Guru Penggerak, saya terdorong oleh gagasan pendidikan yang dipromosikan oleh Ki Hadjar Dewantara, yang menekankan pada pembelajaran yang menitikberatkan pada murid.
Keyakinannya bahwa setiap anak adalah manifestasi dari kodrat ilahi yang memiliki potensi untuk berkembang telah menjadi landasan utama bagi saya dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa.
Modul aksi nyata 1.1 ini memberi saya kesempatan untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan Ki Hadjar Dewantara ke dalam praktik pembelajaran saya.
Saya memilih untuk mengambil materi tentang kampung adat Sunda untuk kelas VIII di SMPN 1 Sumedang, dan mengadopsi metode galeri walk dengan pendekatan pembelajaran diferensiasi.
Perasaan Awal
Saat memulai aksi nyata ini, saya merasakan campuran antara gugup dan keraguan.
Saya khawatir tentang kemungkinan kegagalan dan penolakan dari siswa. Berbagai pertanyaan merayap di benak saya, seperti apakah siswa akan mampu memahami materi dengan pendekatan baru ini, dan bagaimana jika mereka kehilangan minat?
Implementasi Pembelajaran Diferensiasi
Untuk mengatasi kekhawatiran dan keraguan tersebut, saya memilih untuk memegang teguh prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Saya percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk berkembang jika diberi kesempatan yang tepat dan dukungan yang memadai.