Pernahkah Anda menghadapi situasi bingung dengan dua pilihan penting yang memiliki konsekuensi berbeda? Itulah yang disebut dilema etika.
Baru-baru ini, sebuah kasus perundungan yang terekam dan viral di media sosial menimpa salah satu sekolah, menantang kepala sekolah dengan dilema etika.
Di satu sisi, mereka ingin memastikan keamanan siswa dengan melibatkan pihak berwenang dan memberi sanksi pada pelaku. Namun, ada kekhawatiran akan dampak reputasi sekolah dan stigma bagi pelaku.
Dalam modul 3.1 Analisis Kasus Dilema Etika, kita akan merangkai kerangka 3.1.a.5.2 Unggah Tugas Ruang Kolaborasi untuk menganalisis dan mencari solusi yang adil.
Bagaimana kepala sekolah dapat menjaga keamanan tanpa mengorbankan kerahasiaan dan reputasi? Ikuti analisis kasus ini untuk mencari jawabannya.
Kasus
Kasus perundungan dan kekerasan yang dilakukan beberapa orang peserta didik sebagai pelaku di satu sekolah ke peserta didik sebagai korban di sekolah lain mencuat ke permukaan dan menimbulkan dilema etika bagi kepala sekolah. Masalah berawal dari hal yang sepele, yakni masalah cinta anak sekolah.
Di tengah sorotan publik, tanggung jawab untuk menjaga keamanan siswa bertabrakan dengan keinginan untuk menyelesaikan masalah secara internal.
Keputusan sulit harus mempertimbangkan tingkat keparahan perundungan, dampak psikologis pada korban dan pelaku, serta kesiapan korban dan keluarga untuk menempuh jalur hukum.
Investigasi menyeluruh, komunikasi terbuka dengan semua pihak terlibat, sanksi tegas, dukungan psikososial, dan langkah-langkah preventif menjadi kunci penyelesaian. Kepala sekolah harus menjaga keseimbangan antara keadilan, keamanan, dan pemulihan korban untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.
Analisis Kasus berdasarkan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan