Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Diperbarui: 9 Februari 2024   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pexels

Selamat datang di Ruang Kolaborasi Modul 3.1! Saya senang kita bisa bertemu di sini.

Dalam modul ini, Saya telah menjelajahi konsep pentingnya pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan bagi seorang pemimpin pembelajaran. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan adalah kunci utama untuk mencapai kepemimpinan yang efektif dan menginspirasi.

Sebagai bagian dari proses pembelajaran di modul ini, saya dituntut untuk membagikan hasil tugas saya di Ruang Kolaborasi. Tugas ini dirancang untuk mengevaluasi pemahaman saya tentang materi yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan untuk menerapkannya dalam konteks situasi nyata.

Ruang Kolaborasi ini dirancang sebagai tempat untuk berdiskusi, belajar satu sama lain, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang kepemimpinan berbasis nilai kebajikan. Artikel ini adalah catatan tugas saya, ijin berbagi, ya.

Kasus

Bu Ira sering menyaksikan Pak Arman tiba terlambat untuk mengajar, tanpa persiapan materi yang memadai, bahkan terkadang terpergok merokok di area sekolah. Sikap Pak Arman ini membuat Bu Ira prihatin karena potensinya merugikan siswa dan citra sekolah.

Dalam benaknya, muncul dilema etika. Di satu sisi, Bu Ira merasa loyal kepada sesama rekan kerja dan enggan mencemarkan nama Pak Arman di depan Kepala Sekolah. Namun, di sisi lain, ia sadar bahwa diamnya bisa berarti mendukung perilaku buruk yang terus berlanjut, mengakibatkan kerugian bagi siswa.

Bu Ira mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan atau ketidaktindakan yang akan diambilnya. Dia menyadari bahwa jika tidak mengambil tindakan apa pun, akan membahayakan pendidikan dan kesejahteraan siswa. Namun, dia juga menyadari pentingnya mendukung dan menghormati kolega. 

Oleh karena itu, Bu Ira merasa perlu mencari cara untuk menyelesaikan dilema ini dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, termasuk siswa, sekolah, dan Pak Arman sendiri.

Analisis Kasus

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline