Artikel ini adalah catatan tugas saya dalam program guru penggerak angkatan 9. Ijin berbagi, ya. Saya ingin mendiskusikan penerapan model TIRTA dalam proses coaching sebagai pendekatan yang terarah dan bermakna untuk membantu guru penggerak mencapai tujuan optimal. Dengan fokus pada langkah-langkah TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab), naskah ini memberikan panduan praktis bagi guru penggerak yang ingin meningkatkan keterampilan coaching mereka.
Dalam dunia pendidikan, peran seorang guru penggerak tidak hanya terbatas pada penyampaian materi, melainkan juga melibatkan pengembangan potensi siswa melalui proses coaching. Salah satu model coaching yang dapat digunakan adalah model TIRTA, yang memberikan langkah-langkah terstruktur untuk mencapai hasil yang optimal.
Model TIRTA
1. Tujuan (T):
Langkah pertama dalam coaching adalah menetapkan tujuan. Guru penggerak perlu mengajukan pertanyaan yang mendalam kepada coachee untuk membantu mereka mengidentifikasi tujuan sesi coaching dan menetapkan ukuran keberhasilan yang jelas.
2. Identifikasi (I):
Sebagai fasilitator, guru penggerak membantu coachee mengidentifikasi masalah atau hambatan yang perlu diatasi. Pendekatan ini melibatkan teknik tanya jawab dan refleksi untuk memperjelas situasi yang dihadapi coachee.
3. Rencana Aksi (R):
Guru penggerak bersama coachee merancang rencana aksi konkret dengan menentukan langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuan. Pertanyaan mengenai strategi, prioritas, dan peran coachee digunakan untuk memastikan rencana tersebut dapat diimplementasikan dengan efektif.
4. Tanggung Jawab (TA):
Tanggung jawab menjadi fokus pada langkah terakhir. Guru penggerak membimbing coachee untuk mengkomitmenkan diri terhadap rencana aksi yang telah dibuat. Ini melibatkan pertanyaan mengenai siapa yang dapat membantu, bagaimana menjaga komitmen, dan langkah-langkah tindak lanjut.
Hambatan dalam Proses Coaching
Naskah ini juga mengidentifikasi beberapa hambatan yang mungkin dihadapi dalam proses coaching, seperti kurangnya pemahaman dan komunikasi, kurangnya fokus pada pemaparan coachee, dan kurangnya keterampilan mendengar aktif. Guru penggerak diingatkan untuk mengembangkan keterampilan coaching seperti membangun dasar proses coaching, membangun hubungan baik, berkomunikasi, dan memfasilitasi pembelajaran.
Contoh Naskah Dialog Coach dan Coachee saat proses Coaching