Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif dengan Model DEAL

Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Diseminasi Budaya Positif (Dok.Pribadi)


Sebagai seorang Calon Guru Penggerak angkatan 9, kabupaten Sumedang, saya telah menjalani dua minggu yang penuh pembelajaran dan refleksi yang mendalam tentang modul 1.4 Budaya Positif. Dalam artikel ini, kita akan mengikuti jejak perjalanan saya melalui model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning), yang dikembangkan oleh Ashton dan Clay pada tahun 2009.

Ilustrasi metode refleksi DEAL (Dok.Pribadi)

Deskripsi

Deskripsi merupakan proses menceritakan pengalaman dengan melibatkan 5W 1H, yaitu Apa yang terjadi, Siapa yang terlibat, Kapan kejadian itu terjadi, Mengapa kejadian tersebut relevan, Dimana lokasi kejadian, dan Bagaimana hal itu terjadi. Proses ini membantu dalam memahami dan berbagi pengalaman dengan rinci dan jelas.

1. Pengalaman apa yang saya dapatkan?


Saya memulai pengerjaan modul 1.4 dengan alur MERDEKA, yang mengikuti tahapan dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi Antar Materi, hingga Aksi Nyata. Selama proses pembelajaran di modul ini, saya mendalami topik seputar disiplin positif, teori kontrol, hukuman dan konsekuensi, keyakinan kelas, 5 kebutuhan dasar manusia, 5 Posisi Kontrol Guru, dan Segitiga Restitusi. Pengalaman ini telah memperkaya pemahaman saya tentang budaya positif di lingkungan pendidikan.

Dok.Pribadi

2. Siapa yang Terlibat dalam Pengalaman Ini?

Berbagai pihak yang terlibat dalam pengerjaan modul 1.4 mencakup diri saya sendiri sebagai calon guru penggerak, rekan-rekan sejawat dari kelompok 1A, serta pemangku kepentingan dari BBGP Jawa Barat, seperti pengajar praktik, yakni Bunda Siti Sundari, S.Pd., fasilitator kami, yaitu Kha Jimmy Agustian Hartolo, dan instruktur kami, Bapak Nana Suryana. Selain itu, kepala sekolah, wakasek, rekan guru lainnya, dan para peserta didik di SMPN 1 Sumedang juga terlibat dalam mendukung proses pembelajaran dan pengembangan budaya positif di sekolah.

Dok.Pribadi

3. Dimana dan Kapan Kegiatan Dilaksanakan?

Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua mode yang berbeda. Pertama, secara sinkronus, kami menggunakan platform daring seperti Google Meet (gmeet) untuk mengadakan dua kali pertemuan dalam ruang kolaborasi bersama rekan kelompok, pengajar praktik, dan fasilitator kami. Selanjutnya, kami melanjutkan proses elaborasi bersama kelompok, instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik melalui platform gmeet. Kedua, dalam mode asinkronus, kami mengakses materi dan sumber daya melalui Web Learning Management System (LMS) selama 21 hari, dengan beberapa hari di antaranya dihabiskan untuk menjalani aksi nyata dalam mempraktikkan budaya positif di SMPN 1 Sumedang.

Dok.Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline