Pada Selasa, tanggal 29 Agustus 2023, terpantau bahwa Siklon Tropis SAOLA dan HAIKUI berlokasi di perairan Laut Filipina. Siklon Tropis SAOLA berada pada koordinat 15.3 lintang utara dan 129.8 bujur timur, dengan kecepatan angin puncak mencapai 100 knot serta tekanan udara terendah mencapai 960 hPa.
Di sisi lain, Siklon Tropis HAIKUI berada pada koordinat 14.9 lintang utara dan 133.5 bujur timur, dengan kecepatan angin puncak mencapai 90 knot dan tekanan udara terendah mencapai 970 hPa.
Dua siklon tropis ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan intensitas dalam kurun waktu 24 jam mendatang. Siklon Tropis SAOLA diperkirakan akan berkembang menjadi topan super, sementara Siklon Tropis HAIKUI diantisipasi akan tumbuh menjadi topan besar.
BMKG mengingatkan masyarakat yang berada di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Laut Filipina untuk selalu mewaspadai potensi terjadinya dampak cuaca ekstrem. Dampak tersebut meliputi ancaman hujan lebat, angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi.
Dampak Tak Langsung Siklon Tropis SAOLA dan HAIKUI di Indonesia
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di kawasan Pasifik Barat, seringkali menjadi sasaran pergerakan siklon tropis yang membawa dampak tak langsung yang signifikan. Dalam konteks ini, Siklon Tropis SAOLA dan HAIKUI merupakan dua ancaman cuaca ekstrem yang potensial untuk mengganggu stabilitas wilayah Indonesia. Meskipun pusat siklon tidak selalu langsung mengenai Indonesia, dampak meluas dari pergerakan ini dapat menimbulkan ancaman serius terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.
1. Banjir dan Tanah Longsor
Ketika siklon tropis seperti SAOLA dan HAIKUI bergerak melintasi perairan sekitar Indonesia, hujan lebat seringkali menjadi sahabat tak diundang yang menghantui wilayah bagian timur Indonesia. Hujan deras yang berkepanjangan dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor. Wilayah-wilayah yang memiliki lahan dengan kemiringan tinggi akan menjadi rentan terhadap potensi tanah longsor yang dapat menghancurkan pemukiman dan infrastruktur. Banjir yang meluas dapat merusak pertanian, mengganggu ketersediaan air bersih, dan bahkan mengakibatkan kerugian jiwa.
2. Kerusakan pada Bangunan dan Infrastruktur
Angin kencang yang terkait dengan pergerakan siklon tropis memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan serius pada bangunan dan infrastruktur. Pohon-pohon tumbang, atap-atap yang terbang, dan material bangunan yang terlempar dapat menyebabkan bahaya bagi keselamatan masyarakat. Bangunan yang tidak cukup kuat mungkin roboh akibat tekanan angin yang kuat. Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga dapat rusak parah, menghambat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.
3. Erosi Pantai dan Gangguan pada Transportasi Laut
Gelombang laut yang tinggi adalah konsekuensi lain dari pergerakan siklon tropis, seperti SAOLA dan HAIKUI. Gelombang besar yang mencapai pantai dapat menyebabkan erosi pantai yang signifikan. Pesisir yang sudah rentan terhadap erosi akan semakin terancam, dengan potensi kerugian lingkungan yang besar, termasuk kehilangan habitat alami dan ancaman bagi kelestarian biota laut. Selain itu, gelombang tinggi juga dapat mengganggu kelancaran transportasi laut, mempengaruhi perekonomian yang bergantung pada perdagangan maritim.