PLTS atap yang lagi tren saat ini, menurut saya merupakan sebuah konsep revolusioner dari energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap secara sederhananya adalah mengubah sinar matahari menjadi listrik di atap bangunan.
Dalam era keberlanjutan dan kebersihan, PLTS atap akan semakin populer. Mengapa? Ya, karena Selain mengurangi emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan, teknologi ini juga membantu dalam penghematan energi, lho.
Tak hanya itu, kabar baiknya PLTS atap juga mampu meningkatkan kemandirian energi, memberikan kebebasan bagi pemilik bangunan untuk menghasilkan listrik sendiri, lho.
Dengan mengadopsi PLTS atap, kita dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan, mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional, dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Nah, untuk menghindari kegalauan, sebaiknya kita melakukan perhitungan dampak positif dan negatif sebelum memutuskan apakah akan memasang PLTS atap di rumah kita.
Dampak Positif Pemasangan PLTS Atap
Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap memiliki dampak positif yang besar terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Seperti dilansir dari beritasatu.com, inilah beberapa dampak positif dari pemasangan PLTS Atap.
Mengurangi emisi karbon
PLTS atap menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi bersih dan terbarukan. Dengan menggantikan energi fosil, seperti batu bara atau minyak bumi.
PLTS atap dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik konvensional. Ini membantu upaya global dalam mengurangi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global.
PLTS atap tidak menghasilkan polusi udara seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan memanfaatkan energi matahari, PLTS atap tidak mengeluarkan gas beracun, partikel debu, atau limbah berbahaya ke atmosfer. Hal ini meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan manusia.