Kabar gembira!Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan keputusan yang sangat dinantikan: 1 Zulhijah 1444 Hijriyah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023. Dengan begitu, Hari Raya Iduladha 1444 H akan dilaksanakan pada Kamis, 29 Juni 2023. Keputusan ini merupakan hasil dari sidang isbat yang berlangsung pada Minggu, 18 Juni 2023.
Sidang isbat adalah ajang pertemuan yang melibatkan Badan Hisab Rukyat (BHR), para ulama, dan perwakilan pemerintah yang bertujuan untuk menetapkan tanggal secara akurat. Di tahun ini, hasil pengamatan BHR menyimpulkan bahwa tinggi hilal di seluruh Indonesia berada di atas ufuk, meskipun masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat yang ditetapkan oleh Majelis Agama-agama se-Benua Asia (MABIMS). Selain itu, tak satu pun dari 34 provinsi yang memiliki pemantau hilal melaporkan pengamatan hilal.
Alasan mengapa penetapan idul adha penting bagi umat Islam
Penetapan tanggal Idul Adha menurut hemat saya, memiliki peran penting dalam kehidupan umat Muslim di Indonesia. Idul Adha adalah salah satu perayaan agama Islam yang disambut dengan sukacita oleh umat Muslim di seluruh dunia. Perayaan ini jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah, yang merupakan bulan ke-12 dalam kalender Hijriah. Tanggal Idul Adha ditentukan berdasarkan pengamatan hilal atau bulan sabit baru pada bulan Zulhijjah.
Kementerian Agama RI dalam akun instagramnya menyebutkan bahwa proses penetapan tanggal Idul Adha melibatkan Kementerian Agama sebagai institusi yang bertanggung jawab. Badan Hisab Rukyat (BHR), yang merupakan bagian dari Kementerian Agama, memiliki peran penting dalam mengamati hilal dan menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah. Setelah melakukan pengamatan, hasilnya disampaikan kepada pemerintah yang kemudian mengumumkan tanggal resmi Idul Adha.
Penetapan tanggal yang tepat, tentu saja akan memiliki dampak yang sangat besar bagi umat Muslim di Indonesia. Dengan penetapan ini, umat Muslim dapat merencanakan dan mempersiapkan ibadah kurban dengan lebih baik. Selain itu, penetapan tanggal resmi juga memudahkan koordinasi antara pemerintah, lembaga agama, dan masyarakat dalam melaksanakan perayaan Idul Adha. Logistik, keamanan, dan distribusi daging kurban kepada yang membutuhkan dapat diatur dengan lebih baik.
Perayaan Idul Adha sendiri menurut saya memiliki nilai sosial dan kebersamaan yang tinggi. Mengapa? Karena, umat Muslim dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha di masjid atau lapangan terbuka. Setelah shalat, mereka dengan khidmat melaksanakan prosesi penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Daging hasil kurban kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan kaum fakir miskin. Ada juga tradisi memberikan sebagian daging kurban kepada mereka yang membutuhkan melalui lembaga-lembaga amal dan yayasan sosial.
Penetapan tanggal Idul Adha yang jelas dan resmi juga membantu masyarakat dalam mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk perayaan ini. Masyarakat dapat merencanakan pemilihan hewan kurban, pemotongan, dan pemrosesan daging dengan lebih baik. Selain itu, distribusi daging kurban kepada mereka yang berhak menerima juga dapat terlaksana dengan terorganisir.
Keputusan pemerintah dalam menetapkan tanggal Idul Adha juga berperan penting dalam menjaga kesatuan umat Muslim di Indonesia. Dengan penetapan yang sama di seluruh negeri, umat Muslim dapat merayakan Idul Adha secara serentak. Hal ini menguatkan ikatan keagamaan dan persaudaraan di antara mereka, mengingat perayaan ini menjadi momen penting untuk saling berbagi kebahagiaan dan solidaritas.
Selain itu, penetapan tanggal yang jelas dan terkoordinasi juga berdampak pada stabilitas sosial. Dengan adanya tanggal yang sudah ditetapkan, masyarakat dapat menghindari perbedaan pendapat atau perselisihan terkait penentuan hari raya. Hal ini membantu menjaga kedamaian dan harmoni antar umat beragama di Indonesia, karena penetapan tanggal yang resmi telah diakui dan diterima oleh seluruh umat Muslim.
Bagi umat Muslim, Idul Adha memiliki makna yang mendalam. Perayaan ini mengingatkan mereka akan kesetiaan Nabi Ibrahim AS dan kepatuhan Nabi Ismail AS terhadap perintah Allah untuk berkurban. Idul Adha juga menjadi momen refleksi diri tentang keikhlasan dalam berkorban dan berbagi kepada sesama.