Peribahasa populer dari Sunda, "Uyah Mah Tara Tees Ka Luhur", mengungkapkan bahwa baik atau buruknya sifat orang tua akan diturunkan kepada anak-anak mereka. Konsep ini terlihat sederhana, tetapi berdampak besar dalam pembentukan karakter anak.
Kita seringkali melihat bagaimana anak-anak menirukan perilaku orang tua mereka, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika orang tua bertindak dengan baik, anak-anak akan cenderung mencontohnya dan menunjukkan perilaku yang sama. Sebaliknya, jika orang tua berperilaku buruk, anak-anak akan mengikuti jejak buruk tersebut dan menganggapnya sebagai norma dalam hidup mereka.
Dengan demikian, memahami konsep "Uyah Mah Tara Tees Ka Luhur" penting bagi orang tua agar dapat membentuk karakter dan perilaku anak dengan baik. Orang tua harus memperhatikan perilaku dan sifat diri mereka, dan memastikan bahwa mereka memberikan contoh yang baik bagi anak-anak.
Selain itu, orang tua juga harus memberikan pendidikan karakter dan nilai-nilai positif kepada anak-anak mereka. Dengan mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, sopan santun, dan empati, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang baik dan berperilaku positif dalam kehidupan.
Dalam pembentukan karakter anak, pendidikan karakter menjadi faktor penting. Melalui pemahaman konsep "Uyah Mah Tara Tees Ka Luhur", orang tua dapat memberikan pengaruh positif bagi anak mereka dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang berbudi pekerti dan mampu menghadapi berbagai situasi dalam hidup.
Sifat orang tua yang mempengaruhi anak
Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai sifat baik dan buruk yang dapat mempengaruhi perilaku anak mereka. Orang tua harus lebih sadar akan sifat yang mereka perlihatkan karena dapat mempengaruhi anak secara langsung atau tidak langsung. Berdasarkan Buku "Parenting with Love and Logic" karya Charles Fay dan Foster Cline , berikut adalah beberapa sifat yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak:
Sifat positif dan negatif yang dapat diturunkan ke anak
Sifat positif yang dapat diturunkan ke anak adalah seperti sabar, penuh kasih sayang, dan berdedikasi, yang dapat menurunkan sifat tersebut kepada anak-anak mereka. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini cenderung lebih percaya diri dan mudah beradaptasi di lingkungan sosial.
Di sisi lain, jika seorang orang tua memiliki sifat buruk seperti keras kepala, mudah marah, dan cuek, sifat tersebut dapat diturunkan ke anak-anak mereka. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini cenderung memiliki perilaku yang sulit diatur dan cenderung menjadi orang yang sulit diharmonisasi.
Contoh kasus dari kehidupan sehari-hari
Seorang ibu yang memiliki sifat lembut dan sabar dapat menanamkan rasa percaya diri pada anaknya. Anak akan belajar bahwa dunia tidak selalu berputar di sekitarnya dan ia dapat menghadapi situasi apa pun dengan tenang. Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang lembut dan sabar akan lebih mampu mengontrol emosi mereka dan berinteraksi dengan orang lain dengan lebih baik.
Sebaliknya, seorang ayah yang sering mengekang keinginan anaknya dan sulit diatur dapat menanamkan sifat sombong pada anaknya. Anak cenderung merasa bahwa segala sesuatunya harus sesuai dengan keinginannya dan menjadi sulit untuk diajak bekerja sama. Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang sulit diatur dan mengekang keinginan mereka akan sulit menyesuaikan diri di lingkungan sosial.