Suasana senja masih terlihat indah ketika Arini memasuki taman kota yang dulu sering ia kunjungi saat masih kecil. Taman kota ini selalu terlihat penuh dengan warna dan kehidupan pada masa itu, tetapi kini tampak sepi dan sunyi. Saat itu Arini teringat pada kenangan masa kecilnya yang selalu membuatnya bahagia.
Arini merasa senang sekali saat taman ini masih terlihat sama persis dengan masa kecilnya. Pohon-pohon besar yang menjulang tinggi, jalan setapak yang sering ia jelajahi, dan mainan ayunan yang pernah menjadi favoritnya.
Semuanya terasa sama. Terlihat sama. Namun, yang berbeda adalah dirinya sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia, Arini merasa hidupnya tidak lagi semudah dulu. Ia merasa banyak beban dan tanggung jawab yang harus dipikul.
"Mamaaa, tolong cariin bonekaku yang ilang dong!" Teriak Arini kecil manja.
Mama segera datang dan memeluk Arini.
"Wah, kenapa kamu ilangin bonekamu sih, nak?" Tanya Mama dengan suara yang lembut.
"Bukan ilangin, mama. Dia tiba-tiba hilang pas kita main petak umpet. Sudah cari-cari di sana-sini tapi ga ketemu." Ditanya seperti itu, Arini dengan sigap membela diri.
"Ya udah, ibu bantu cariin. Kamu ingat ga terakhir bonekanya kamu taro di mana?"
"Hmm, aku taro di atas kotak mainanku waktu nyari temen. Tapi sekarang ga ada di situ."
Wajah Arini yang chuby dan memerah itu tampak merengut.