Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Kebiasaan Ayah Mengingatkan Hal-Hal Kecil pada Anaknya, Ternyata Berdampak Positif

Diperbarui: 6 Februari 2023   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi ayah dan anaknya (Pexels.com/Tatiana Syrikova)

Nourman: Ya, ayah.
Ayah: Baiklah, ingat untuk mematikan lampu ya.
Nourman: (kesal) Ayah, kenapa harus selalu mengingatkan saya tentang hal-hal kecil seperti itu? Saya tahu betul bahwa lampu harus dimatikan setelah digunakan.
Ayah: Maafkan saya, Nourman. Saya hanya ingin membantumu menjadi pribadi yang lebih baik dan memahami pentingnya hidup hemat.

Dialog di atas merupakan contoh komunikasi antara Nourman dan ayahnya. Nourman adalah seorang anak muda yang sangat ambisius dan memiliki banyak harapan untuk masa depannya. Ia bekerja keras setiap harinya untuk mencapai mimpinya, tetapi ia sering merasa tertekan oleh sosok ayahnya. Ayahnya selalu mengingatkannya tentang hal-hal kecil, seperti mematikan lampu saat keluar dari WC, betulkan keset yang miring, dan lain-lain.

Nourman merasa kesal dengan hal ini. Ia merasa bahwa ayahnya terlalu memperhatikan hal-hal yang tidak penting dan menganggu konsentrasinya. Ia merasa bahwa ayahnya tidak mempercayainya dan tidak memahami betapa seriusnya ia dalam mencapai mimpinya.

Nourman mulai menjauhi ayahnya dan menghindari interaksi dengannya. Ia merasa bahwa ayahnya hanya menjadi beban baginya dan membuat hidupnya semakin sulit. Namun, setelah beberapa waktu, Nourman lulus wawancara dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Justru karena ia tanpa sadar melakukan hal-hal kecil seperti yang selalu diingatkan oleh ayahnya.

Padahal, saat mengikuti wawancara tersebut, hanya hal sepele yang telah dilakukan Nourman, seperti: mengamankan grendel kunci gerbang yang berpotensi akan membahayakan orang yang lewat; mematikan air keran yang terus mengalir di taman depan kantor; membetulkan letak keset, dan mematikan lampu teras di lantai dua kantor yang terus menyala padahal hari sudah siang. mulai memikirkan hal-hal yang dikatakan ayahnya dan menyadari bahwa ayahnya hanya ingin membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.

Nourman pun mulai menghargai nasihat ayahnya dan mengikuti saran-saran yang diberikan. Ia menyadari bahwa ayahnya hanya ingin membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai mimpinya dengan lebih mudah. Nourman mulai memperbaiki diri dan memperhatikan hal-hal kecil yang sebelumnya ia abaikan.

Akhirnya, Nourman menyadari bahwa nasihat ayahnya adalah hal terbaik yang pernah ia dapatkan. Ia merasa bahagia dan bersyukur memiliki ayah yang sangat peduli dan memperhatikan hal-hal kecil. Ia memahami bahwa ayahnya hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya dan membantunya mencapai mimpinya.

Ayah sebagai pendidik karakter terbaik bagi anak

Ayah sebagai pendidik karakter (Pexels.com/Nappy)

Ayah seringkali disebut sebagai pendidik karakter terbaik bagi anak-anaknya karena peran mereka dalam membentuk dan memodelkan perilaku dan sikap yang baik bagi anak-anak. Mereka memberikan contoh hidup yang positif dan membantu membangun kepercayaan dan rasa percaya diri pada anak-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline