Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Inner Beauty Memancar dengan Memakai Kebaya

Diperbarui: 3 September 2022   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).| Dok Kompas.com/Garry Lotulung

Kecantikan seorang perempuan akan lebih menguat auranya saat ia memakai kebaya. Hal itu tidaklah mengherankan. Sebab, kebaya pada umumnya hanya dikenakan pada acara-acara resmi dan sakral. Bukan untuk pakaian sehari-hari.

Sehingga, sekalinya perempuan mengenakan kebaya, umpama di hari pernikahan, kondangan, menghadiri acara resmi di kantor, pelantikan, dan lain-lain. Mereka akan tampak manglingi, seperti bukan keseharian dia. 

Ilustrasi perempuan berkebaya /Pinterest.com

Oleh karena itu, inner beauty dari perempuan tersebut akan memancar, merefresentasikan apa yang ada dalam jiwanya, terpancing oleh pesona kebaya.

Ibu Tien dan Kebaya

Bila berbicara tentang kebaya, saya selalu teringat dengan istri presiden Soeharto, yakni ibu Tien. Entah mengapa, terasa pantas saja melihat beliau mengenakan kebaya dalam mendampingi kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. 

Ilustrasi Ibu Tien memakai kebaya| kemdikbud.go.id

Kebaya melambangkan suatu kondisi yang elegan, terhormat, dan bernilai luhur. Hal ini sangat beralasan, mengingat kebaya merupakan pakaian adat yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Saat ini kebaya sudah merupakan busana adat Indonesia.

Kebaya Ibu Ageung

Dahulu, sewaktu kecil saya sering disuruh nenek mengantarkan pesanan gula merah ke rumah seorang juragan perempuan, bernama Ibu Ageung. Entah siapa nama aslinya, tapi saya senang memanggilnya begitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline