Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Darurat HIV/AIDS dan Kelumpuhan Generasi

Diperbarui: 31 Agustus 2022   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi memakan obat HIV | Pexels.com/Cottonbro

Penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia ini, dikenal dengan nama yang sangat angker, yakni Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menyebar melalui hubungan seks, baik oral maupun anal, HIV disebabkan oleh retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia. 

Sudah lama tidak terdengar kabarnya. Kini, kembali viral dan ramai dibicarakan. Bukan di kota besar seperti Jakarta, Medan, atau Jogjakarta. Dimana pergaulan remaja dan mahasiswa sudah mulai menyentuh zona merah. 

Kabar tentang meningginya kasus HIV/AIDS ini datang dari kota yang terkenal dengan kecantikan para mojangnya, yakni kota Bandung.

Menurut berita yang dilansir dari Liputan6.com, ditemukan sekitar 414 kasus positif HIV/AIDS pada mahasiswa di kota Bandung.

Hal ini sungguh disayangkan, mengingat mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Bagaimana nasib bangsa ini ke depannya, jika generasi muda yang terdidik dan memiliki tingkat intelektual pun terkontaminasi oleh penyakit mematikan ini.

Menurut data yang disampaikan oleh dinas kesehatan, penyebab dari banyaknya kasus positif ini karena diakibatkan oleh hubungan seks yang tidak aman.

Dalam arti, mahasiswa-mahasiswa tersebut melakukan hubungan seks di luar nikah, lalu kemudian berganti-ganti pasangan, alias celup sana, celup sini 

Sangat miris dan memprihatinkan. Di tengah maraknya gempuran media dan teknologi yang sangat massif menuntut daya kritis dan kreatif mereka sebagai generasi penyelamat bangsa. Kini, mereka malah terpuruk dalam lingkungan penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan penawar atau obatnya itu.

Ada beberapa penyebab yang menjadi faktor pemicu ledakan kasus HIV/AIDS pada generasi muda.

1. Kehidupan yang bebas jauh dari pengawasan orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline