Kak Seto Mulyadi, selaku Ketua Dewan Konsultatif Nasional Komnas Perlindungan Anak, pernah mengatakan bahwa:
Lagu adalah salah satu elemen penting yang dapat digunakan sebagai media ajar kepada anak. Namun, kontennya harus baik dan sesuai dengan kebutuhan anak sebagai pendengar utamanya. Karena, lagu cukup ampuh untuk menjelaskan berbagai persoalan yang rumit menjadi sederhana, sekaligus mudah dimengerti dan menyenangkan.
Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat anak-anak pada usia dini hingga pra-remaja sangat menyukai musik dan lagu. Karena, secara tanpa disadari alunan lagu, musik, dan nada akan membantu menyeimbangkan antara kerja tubuh dan kerja pikiran.
Sehingga, saat mendengarkan lagu, anak akan merasa relaks, senang, dan gembira. Lagu juga akan memberikan stimulasi terhadap aspek kognitif, perkembangan emosi, dan juga menstimulasi kemampuan sosialisasi anak.
Saat anak-anak menyanyikan sebuah lagu, bersama guru atau orangtuanya. Maka, ia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Pola interaksi yang dibangun di saat relaks dan menyenangkan, akan membentuk jiwa anak menjadi anak yang bahagia, tidak mudah tantrum, dan mampu mengikuti intruksi dengan baik.
Ada sebuah lagu berbahasa Sunda, yang liriknya berisi konten yang amat bagus menurut saya. Pepatah orangtua kepada anaknya, dikemas dalam sebuah alunan nada yang mengayun kalbu. Lagu itu berjudul 'Jang' artinya panggilan kepada anak laki-laki pada masyarakat Sunda.
Berikut adalah petikan lirik dari lagu tersebut:
Jang (Nak)
Hirup teh teu gampang (Hidup itu tidak mudah)
Teu cukup ku dipikiran (Tidak cukup hanya dipikirkan)