Ikan, memancing, dan pemancingan adalah tiga kata yang identik dengan dunia laki-laki. Itu mungkin sejalan dengan naluri berburu yang ada pada pikiran mereka.
Rasa penasaran, tantangan, dan kepuasan ketika kail berhasil mendapat ikan merupakan hal- hal yang mampu merangsang dan memuaskan naluri hunter pada laki-laki.
Ya, akhirnya kaum perempuan sebagai istri dari laki-laki yang memiliki hobi mancing mau tidak mau, suka tidak suka, ijinkan saja bila suami meminta ijin untuk pergi memancing. Kalau bisa, mintalah ikut agar sesekali kita juga dapat merasakan sensasinya. Banyak manfaatnya juga lho memancing.
Selain dapat meningkatkan hormon oksitosin alias mendatangkan rasa gembira dan senang. Memancing juga dapat berdampak baik bagi kesehatan mental, menyediakan situasi yang menyenangkan untuk membina hubungan sosial, mampu meningkatkan rasa percaya diri dan memperkuat ingatan.
Meskipun akhir-akhir ini memancing disebut sebagai sebuah hobi yang membosankan dan tidak produktif. Karena, berisi aktivitas pasif, yakni hanya menunggu ikan memakan umpan dan 'nyantol' di kail pancingan.
Namun, begitu masih banyak saja para penggemar hobi yang satu ini. Bahkan bukannya berkurang, malah semakin bertambah animo masyarakat terhadap aktivitas yang dipercaya dapat meredakan stres ini.
Fakta tak kalah mencengangkan terungkap dari hobi ini. Ternyata kepribadian seorang laki-laki juga dapat diketahui dari hobi ini, menurut Dr. Aisyah Dahlan (Praktisi Neuparenting Skill dan Konsultan Penanggulangan Narkoba) mengatakan bahwa laki-laki yang memiliki hobi memancing adalah laki-laki introvert, pemikir, dan pengamat.
Memancing di air tawar atau air laut?
Kedua opsi tersebut, menurut saya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dari berbagai segi tentunya.