Mudik atau mulih dilik alias balik kampung adalah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia saat hari raya Iedul Fitri. Namun, ternyata bukan hanya negara kita, ya satu-satunya pemilik tradisi ini. Ada juga negara-negara lain yang masyarakatnya punya kebiasaan pulang ke kampung halaman.
Negara-negara tersebut diantaranya India, Arab Saudi, Malaysia, Turki, dan Tiongkok. Mungkin yang membedakan adalah momennya. Bila India, masyarakatnya mudik saat perayaan dilwali atau festival of lights. Untuk negara-negara yang masyarakatnya beragama Islam, mayoritas mereka mudik pada momen lebaran atau hari raya idul fitri.
Keseruan mudik
Beragam keseruan yang akan kita dapati saat melakukan perjalanan untuk mudik. Dari mulai persiapan dana, kita semua tahu jika cadangan finansial untuk tradisi yang satu ini, lumayan membuat terkuras isi dompet.
Karena, mudik merupakan momen untuk bersilaturrahmi dan berbagi. Tentu saja, akan terasa tidak enak hati, bila sekian lama tidak bersua. Sekalinya bertemu kita tidak membawa buah tangan dan sedikit uang sekedar oleh-oleh bagi sanak saudara.
Walaupun, sejatinya esensi dari mudik adalah mencurahkan kerinduan kepada kampung halaman dan orang-orang yang ada di dalamnya. Bukan untuk ajang pamer kesuksesan, harta kekayaan, apalagi menyombongkan diri.
Hal kedua yang tidak kalah seru adalah perjalanan. Di sana kita akan dihebohkan dengan berpanas-panas ria apabila mudik dengan kendaraan bermotor. Kemacetan juga menjadi salahsatu keseruan yang layak untuk dinikmati.
Semua orang mungkin senang dengan jalan yang lengang dan lancar saat mudik. Kalau saya berbeda, merasa bukan mudik kalau belum ada drama macetnya. Hihi, jail ya. Tapi, jangan lama-lama juga macetnya. Berada di kategori ramai lancar, atau sedikit padat merayap lah sudah cukup.
Berburu oleh-oleh di kampung halaman untuk dibawa kembali ke rumah adalah keseruan yang ketiga. Di kampung halaman suami, saya senang sekali belanja oleh-oleh dan berburu kuliner khas daerah di sana. Meskipun pak suami kadang ogah-ogahan bila diajak. Karena, mungkin bagi dia hal tersebut sudah biasa.
Sebagai informasi, suami saya dari Kuningan Jawa Barat. Sedangkan saya dari Sumedang. Domisili kami di Sumedang. Jadi, otomatis mudik bagi saya itu, ya ke Kuningan kampung halaman suami.
Saya senang berburu oleh-oleh tape ketan, jeniper (jeruk nipis peras), leupeut (nasi ketan yang dibungkus daun nira), keripik beca, kue cuhcur, ikan pari basah, dan banyak lagi yang lainnya. Kuliner yang saya suka adalah rujak kangkung, bakso balung sapi yang ada sumsumnya, durian, dan lain-lain.
Dua hari di sana, terasa kurang ya. Untuk menikmati semua keindahan kota Kuningan, terutama panorama alamnya. Karena, di sini banyak sekali tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi. Sebut saja Waduk Darma, Museum Linggar Jati, telaga biru Cicerem, Curug Putri, Hutan Desa Setianagara, Telaga Nilem, Situ Wulukut, Curug Landung, Bukit Panembongan, Batu Luhur, Wisata Alam Palutungan, Curug Payung, dan lain-lain.
Mudik on CAM
Nah, supaya mudik kita asyik, menyenangkan, dan dapat dinikmati dengan hati yang tenang dan nyaman. Ada beberapa tips mudik ala saya. Saya beri nama Mudik on CAM. Apa saja, yuk disimak!
Pertama, cek armada-mu. Pastikan kendaraan yang akan membawa kita sekeluarga ke kampung halaman dalam kondisi terbaik. Bila kita berencana naik motor atau mobil. Bawalah dulu kendaraan tersebut ke bengkel, pastikan olinya bagus dan masih banyak, mesinnya, dan tektek bengek lain seputar kendaraan. Bila berencana menggunakan angkutan umum, pastikan kita membeli tiket jauh-jauh hari. Sekarang kan banyak tuh aplikasi pembelian tiket online.
kedua, cek amunisi-mu. Amunisi di sini adalah semua perlengkapan dan peralatan yang akan dibawa mudik. Apa saja? bergantung kebutuhan masing-masing, ya. Bila saya, memiliki tiga orang anak. Si bungsu masih batita. Tentu saja banyak amunisi yang harus dipersiapkan meliputi : pakaian untuk dua hari, bantal dan selimut, cemilan buat si kecil selama perjalanan, mainan kesayangan jangan lupa dibawa, agar si kecil merasa nyaman selama di perjalanan. Selain itu, obat-obatan dan hampers serta amplop untuk saudara-saudara juga harus dipersiapkan, berapa besarannya. Agar kita tidak kerepotan lagi, harus cari-cari uang di dompet saat bertemu saudara yang akan kita bagi.
Ketiga, cek alokasi dana-mu. Ini adalah hal yang paling utama. Karena, sejatinya kita semua tidak akan dapat mudik jika tidak ada dana yang memadai. Walaupun, sebenarnya mudik bisa juga dilakukan tanpa harus membawa uang banyak. Karena, esensinya adalah silaturrahmi. Namun, tetap saja selama di kampung halaman kita juga memerlukan biaya akomodasi dan transportasi, ya. Jadi pastikan ada dana yang cukup. Mungkin sekedar buat ongkos pulang-pergi, makan selama di sana, dan sedikit oleh-oleh buat orang tua.
Satu hal yang pasti, ketika kita mudik. Jangan habiskan semua uang saat di kampung halaman. Sisakan di rekening atau simpan di rumah beberapa lembar uang sebagai cadangan kehidupan kita saat pulang dari kampung. Jangan sampai saat kembali ke rumah, kita kekurangan uang, makanan, anak sakit tidak punya biaya, gas habis, dan lain-lain. Untuk makanan pun termasuk kue-kue jangan dibawa semua ke kampung halaman, ya. Sisakan beberapa toples untuk persediaan di rumah. Mana tahu ada tamu yang datang ke rumah, atau anak-anak ingin menikmati kue-kue lebaran.
Mudik asyik gak bikin panik
Bagi saya mudik yang asyik itu, saat kita merasa nyaman, bebas, aman, dan menikmati suasana yang berlangsung. Baik saat persiapan, perjalanan, sampai di kampung halaman, dan saat pulang kembali ke rumah. Lepaskanlah semua beban pikiran yang mengganggu. Niatkanlah mudik sebagai salahsatu amal ibadah. Dimana dalam kegiatan tersebut Allah SWT melimpahkan berkah yang tiada tara.
Menikmati pemandangan selama perjalanan, bercerita bersama anak-anak, menyanyi dan bersenda gurau dapat dilakukan. Hal itu, agar anak merasa senang tidak bete selama perjalanan. Selain itu, agar suami yang sedang mengendarai mobil tidak mengantuk. Kegiatan saya selama di perjalanan adalah memotret jalan dan hal-hal yang dianggap menarik. Memotret tingkah laku anak-anak juga sangat mengasyikan, ya. Saya kadang suka tersenyum-senyum sendiri bila melihat potret keseruan anak-anak saat mudik. Hal tersebut akan menjadi sebuah kenangan yang manis dan tidak mudah dilupakan.
Semoga perjalanan mudik Kompasianer semua berjalan lancar, selamat, aman, berkah sampai di tempat tujuan. Hingga kita semua dapat kembali ke rumah masing-masing tanpa kurang suatu apa pun. Nikmati mudik kita semua dengan ceria dan penuh semangat. Tentu saja, jangan lupa protokol kesehatan, ya. Karena, covid-19 masih ada di sekitar kita. (*)
#Samber thr
#Samber 2022 hari 9
#Mudik 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H