Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Kisah Sekilo Mentega, Naiknya Harga Kedelai, dan Puasa Tahu Tempe

Diperbarui: 1 Maret 2022   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kedelai | sumber: Shutterstock via kompas.com

Tahu dan tempe pengganti protein hewani

Tahu dan tempe dalam menu makanan mayoritas masyarakat Indonesia, diibaratkan seperti aksesoris pada pakaian. Harus selalu ada dan tersaji di meja makan, meski tidak dimakan. Layaknya aksesoris pada pakaian, umpama peniti dan bros. Kecil saja bentuknya, seperti tidak berguna. Namun, kehadirannya sangat penting. Bila tidak dipakai, terasa ada yang kurang, ya.

Lihat saja, bila anda makan di restoran atau rumah makan khas Sunda. Tahu dan tempe selalu dihidangkan, meski konsumen tidak memesannya. Hal itu, bukan tanpa alasan, ya. 

Selain, upaya memperkenalkan kuliner khas daerahnya. Pihak restoran mungkin beranggapan bahwa, tahu dan tempe layak dijadikan tambahan gizi dari makanan yang dipesan. Bisa juga dijadikan kudapan setelah makan utama, untuk menghilangkan rasa enek dan mual setelah makan. 

Apalagi di masa pandemi, saat ini. Daya beli masyarakat terhadap pangan penyedia protein hewani, sangat rendah. Oleh karena itu, alternatif protein didapat dari tahu dan tempe, sebagai sediaan protein nabati yang padat gizi. 

Dilansir dari databoks.katadata.co.id. Kementerian Pertanian telah memperkirakan, jika ketersediaan konsumsi kedelai bertambah sejak masa pandemi. Hal ini disebabkan oleh adanya resesi ekonomi sebagai imbas dari pandemi. 

Daya beli masyarakat pada protein hewani menurun, lalu beralih ke konsumsi protein nabati yaitu tahu dan tempe. 

Selain itu, gaya hidup vegan -mengutamakan menu makanan yang berasal dari sayur dan buah pada masyarakat kalangan menengah ke atas, turut meningkatkan konsumsi terhadap tahu dan tempe.

Sumber: Databoks. katadata.co.id.

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa, konsumsi kedelai pada tahun 2020, sebesar 12,15 kilogram. Naik sekitar 19,43 % dari tahun 2019, yaitu sekitar 10,17 kilogram. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline