Lihat ke Halaman Asli

Isur Suryati

TERVERIFIKASI

Menulis adalah mental healing terbaik

Sakit yang Terluka

Diperbarui: 11 Februari 2022   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi bunga terluka |pexels.com/Anna Shvets

Waktu memberiku jeda untuk mengganti perban

Dari luka-luka yang bernanah dilahap usia

Pada masa yang selalu beringas lalu siap memangsa

Setiap sakit yang muncul dan meminta tuk dibalut


Dalam merah yang tersisa dari kuntum bunga

Kayu-kayu rapuh dalam jambangan menunggu rubuh

Semua warna yang kau punya kini habis dilapal senja

Angka-angka dalam bejana pun luruh secara bergantian


Sakit itu menjelma sekat-sekat pada lelah

Kecewa menyetubuhi kalimat perintah dan tanda baca

Di sepanjang jalan yang penuh kenangan

Ada kesetiaan yang luruh dan tak sadarkan diri


Hujan hari ini penuhi bejana dengan darah

Menumbuhkan puisi-puisi di atas gundukan sesal

Kemalangan-kemalangan dalam cita

Serupa mata-mata yang kehilangan api


Hari itu aku lihat wajah-wajah yang pucat

Meninggalkan kelam asa pada dadanya

Pohon-pohon rindu yang pernah kita tanam

Tidak memiliki banyak waktu untuk tumbuh


Di halaman gedung kesombongan yang bertingkat

Ku lihat sakit merintih dan isak beriba-iba

Menyayat dada-dada yang kekal dalam taman bunga

Seperti sakit yang lupa menziarahi luka-lukanya


Sumedang, 11 Februari 2022


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline