Berkenalan dengan aksara Sunda
Bagi Kompasianer yang menyekolahkan putra-putrinya di sekolah menengah, baik menengah pertama, maupun menengah atas di daerah Jawa Barat dan Banten. Tentu saja, tidak asing lagi dengan aksara Sunda.
Meski tidak tahu apa dan bagaimana cara menulis dan membaca aksara Sunda tersebut. Sedikitnya 'ngeuh' lah ya, jika ada materi pembelajaran aksara Sunda pada pelajaran bahasa Sunda.
Mungkin sebagai orang tua, Kompasianer suka memeriksa buku pelajaran putra-putrinya. Ketika melihat ada aksara Sunda di buku tulis anaknya, kalau tidak tahu dan belum kenal. Pasti akan bertanya, "Aksara apa ini?"
Nah, akan saya coba paparkan dalam artikel ini. Apa yang dimaksud dengan aksara Sunda? Yuk mari disimak, ya. Aksara Sunda yaitu aksara atau huruf-huruf seperti tulisan kanji dari Jepang atau aksara Mandarin dari Cina. Hanya bedanya aksara Sunda berasal dari daerah Sunda. Merupakan warisan turun-temurun dari 'karuhun' atau nenek moyang orang Sunda.
4 jenis yang menyandang nama aksara Sunda
Ada 4 jenis aksara yang menyandang nama 'aksara Sunda'. Oleh karena itu, terkadang masyarakat ada yang keliru dalam membedakan keempat jenis aksara-aksara tersebut. Aksara Sunda yang pertama adalah Aksara Sunda Kuno, lalu Aksara Sunda Cacarakan, Aksara Sunda Pegon, dan Aksara Sunda Baku. Antara aksara Sunda kuno dan aksara Sunda baku dapat disebut serupa, namun tak sama.
Nah, aksara Sunda yang diajarkan di sekolah adalah aksara Sunda baku. Aksara ini merupakan hasil penyesuaian atau penyederhanaan dari aksara Sunda kuno, nantinya aksara sunda baku ini dapat digunakan untuk menulis bahasa Sunda kontemporer.
Yang dimaksud bahasa Sunda kontemporer adalah bahasa Sunda yang sudah mendapat pengaruh modernisasi. Bisa disebut juga bahasa Sunda kekinian. Dalam aksara Sunda baku, Kompasianer dapat juga menuliskan kata-kata yang menggunakan huruf-huruf kosta atau 'asing'. Seperti, F, Q, V, X, dan Z pada kata fungsi, Qur'an, Volli, extra dan zebra . Pada saat ini aksara Sunda baku dianggap sebagai tulisan resmi yang diajarkan di sekolah-sekolah menengah di Jawa Barat.
Fakta-fakta menarik tentang aksara Sunda
Berikut adalah beberapa fakta yang menarik untuk diketahui, terkait keberadaan aksara Sunda dalam masyarakat Sunda. Saya coba rangkum untuk Kompasianer semua.
Pertama, sejak April 2008, aksara Sunda telah resmi diakui oleh Unicode. Seperti aksara Bali, aksara Bugis, dan aksara Rejang. Kini, aksara Sunda juga resmi diakui oleh Unicode.
Sebagai informasi, Unicode adalah standar teknis yang dirancang untuk mengijinkan teks dan simbol dari semua tulisan yang ada di dunia. Dengan tujuan agar dapat ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer. Simbol tersebut nantinya akan dikembangkan secara tandem dengan standar Universal Character Set. Lalu dipublikasikan dalam bentuk buku The Unicode Standard.
Dengan diakuinya aksara Sunda oleh Unicode maka, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat Sunda. Hal ini dapat kita ketahui dari buku 'Direktori Aksara Sunda' diantaranya :
1.Aksara Sunda dapat diakses melalui internet, sehingga memiliki peluang lebih besar untuk dikenal oleh masyarakat global.
2.Sebagai sumber pengetahuan baru bagi masyarakat Sunda khususnya, dan masyarakat global secara umum. Karena, aksara Sunda ada di internet.
3.Dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran di kelas.
4.Menunjukkan langkah yang lebih maju dalam aspek pewarisan kebudayaan.
5.Dapat dikembangkan menjadi suatu piranti yang lebih unggul, dan mudah digunakan dalam penelitian naskah-naskah kuno dan artefak-artefak sejarah yang ditulis menggunakan aksara Sunda.
6.Menjadi bahan bagi pengembangan yang lebih luas dalam khazanah komputerisasi bahasa (computational linguistics) di masa depan.
Kedua, komputerisasi aksara Sunda merupakan hasil kolaborasi apik antara masyarakat, pemerintah, dan ilmuwan. Perlu diketahui bahwa proses Unicode aksara Sunda ini diawali oleh usaha relawan (volunteer) antara lain Sdr. Dian Nugraha dan Komunitas Urang Sunda di Internet (Kusnet), di bawah naungan Yayasan Perceka.
Lalu, rektor Universitas Padjadjaran saat itu, Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ir., DEA. Mengundang Dian Tresna Nugraha yang saat itu sedang studi di Jerman, untuk memaparkan prospek aksara Sunda masuk ke dalam daptar Unicode.
Hasil dari diskusi tersebut ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan membentuk Tim Penyusun Buku Direktori Aksara Sunda untuk Unicode. Nah, jika saat ini, kita dapat menulis di laptop atau whatssapp menggunakan aksara Sunda. Jangan lupa, ya untuk berterimakasih kepada mereka. Para relawan, ilmuwan dan pemerintahan kita.
Ketiga, Lomba baca tulis aksara Sunda rutin diadakan setiap tahun sebagai sarana pewarisan budaya pada generasi muda. Terkait dengan proses pewarisan budaya. Sebenarnya anak-anak generasi zillenial lebih diuntungkan.
Karena, mereka menjadi lebih mudah dalam mempelajari aksara Sunda. Ada berbagai sumber dapat digunakan. Sehingga mereka dapat belajar dengan benar. Baik secara otodidak, maupun bersama guru di sekolah.
Lebih dari itu, agar para generasi merasa tertarik mempelajari aksara Sunda. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Balai Pengembanga Bahasa dan Kesenian Daerah (BPBDK) rutin menggelar pasanggiri tahunan, dalam rangka memperingati hari bahasa ibu internasional. Yang digelar setiap tanggal 21 Februari. Berbagai pasanggiri tentang materi ke-Sunda-an digelar dalam pasanggiri tersebut. salah satunya adalah lomba membaca dan menulis aksara Sunda. Semangat, ya para generasi muda.
Bukti keberaksaraan masyarakat Sunda
Menurut catatan ahli sejarah, kecakapan masyarakat Sunda dalam hal tulis-menulis. Telah diketahui keberadaannya sejak sekitar abad ke-5 Masehi. Yaitu pada masa kerajaan Tarumanagara. Nah, kerajaan ini terletak di daerah Jawa Barat di dekat sungai Citarum. Pendiri kerajaan Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari India.
Belum ada bukti yang jelas dan pasti tentang awal mula aksara Sunda lahir pada masyarakat Sunda dan sejak kapan nenek moyang orang Sunda menggunakan aksara ini.
Namun, bukti-bukti berbentuk prasarti dan kropak (naskah lontar), dan piagam ditemukan pada abad ke-14. Diantaranya, prasasti Astana Gede, yang ditemukan di kecamatan Kawali, kabupaten Ciamis. Piagam Kebantenan, yang ditemukan di kecamatan Jati Asih, kabupaten Bekasi. Prasasti Geger Hanjuang dan Prasasti Batu tulis di Bogor. Kropak atau naskah yang ditulis menggunakan aksara Sunda adalah, Bujangga Manik, Sewaka Darma, Carita Ratu Pakuan, Carita Parahiangan, Fragmen Carita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.
Menurut hemat saya, penemuan bukti-bukti berupa prasasti, piagam, dan kropak tersebut menjadi bukti yang kuat menunjukkan bahwa masyarakat Sunda sudah mengenal keberaksaraan sejak berabad-abad yang lalu. Saya sebagai generasi muda masyarakat Sunda merasa bangga akan hal ini.
Cara install aplikasi aksara Sunda di Laptop
Jika Kompasianer ingin memasang aplikasi aksara Sunda baku di laptop, agar dapat menulis dengan menggunakan aksara Sunda pada hasil ketikan. Berikut akan saya paparkan, dilansir dari Kairaga.com. Ini khusus untuk windows 10, ya. Itu tuh aplikasi keluaran terbaru dari Microsoft. Saya yakin, Kompasioner aplikasi laptopnya canggih-canggih. Aamiin.
Sebelum ke langkah instalasi. Kompasianer siapkan terlebih dahulu bahan-bahannya, ya. Duh, seperti mau masak saja. Hihi.
Bahan-bahannya adalah :
1.Font Sundanese Unicode Versi 2 (download)
2.Driver Keyboard Sunda (download)
Langkah-langkah :
1.Install font Sundanese Unicode yang telah diunduh ke dalam sistem, dengan cara klik kanan pada file Font, lalu pilih 'instal' (Gambar)