Semua hal tentang kucing selalu saja menarik. Setuju gak nih? Dari mulai suara meong-meong manja, gelendot ekor, tatapan mata bening nan polos, kehangatan bulunya, bahkan hingga mitos yang berkembang di sekitar mereka. Huf! Apa lagi tuh. Kalau bicara yang satu ini, agak serem memang.
Mitos seputar kucing
Menurut sebuah laman yang saya baca, katanya : "Bila ada kucing mengeong dan masuk ke rumah, jangan diusir dulu. Dia mau mengirim kabar baik." Nah lho, percaya gak ya?
Walau secara ilmiah agak susah dijelaskan. Saya memilih untuk membiarkan ketika seekor anak kucing mungil, kurus, kotor, kakinya pincang dan berdarah mengeong rintih masuk ke rumah.
Kucing kecil itu makan nasi hangat dan ikan pindang yang saya sodorkan dengan lahap. Selesai makan, ia melakukan ritual mencuci tangan ala kucing.
Saya tidak berhenti memperhatikan gerak-geriknya. Timbul rasa iba campur hawatir dalam hati saya, "Kasihan kucing lemah ini. Tapi, gak apa-apa gitu ya lagi hamil pelihara kucing?"
Ending-nya, dengan mantap saya membuat keputusan, kucing tak berayah-ibu itu akan dipelihara. Entah, darimana datangnya bisikan mulia itu, perbawa janin kali ya. Secara, sejak remaja dulu saya paling anti pada kucing, cat phobia atau apa lah istilahnya.
Dari kecil saya mengidap asma akut. Kucing dari jarak dua meter saja, bisa membuat saya bersin-bersin tidak karuan.
Apalagi kalau bulunya berhamburan dimana-mana, saya langsung megap-megap tidak bisa bernapas. Itu tuh, kaya iklan napacin --obat sesak napas.
Kucing dekil dan kotor itu saya beri nama Loli. Tidak ada hal yang istimewa tentang asal-usul nama itu. Muncul begitu saja. Tring! Tring! Otak saya berbintang-bintang dan slahhh! Kata 'Loli' pun datang. Drama sekali ya? Hehehe..