I
Belum selesai kata-kata itu mengucapkan mantra
Titik dan koma masih melangkah dengan tegap
Tanda seru mengejarmu dan mengaduh karena terjatuh
Sedangkan tanya kau simpan dalam dada
Kertas hidupmu terselip di lembaran terakhir cerita
II
Penamu tampak meragu di bait pertama
Ada apa? bukankah kau tadinya begitu yakin
Kisah seperti apakah yang akan kau tulis di sana
Tentang sebuah rasa yang baru saja tiba
Namun, entah mengapa bersama angin dia berlalu dan pergi
III
Aku ajukan tanya dalam diam-mu
Ingin ku selami dalamnya telaga yang terpantul dalam mata itu
Apakah rasa itu adalah sebuah penyesalan
Ataukah sekedar pelampiasan karena kidungmu tidak selesai
Entahlah, aku hanya berharap angin akan membawa rasa itu kembali
IV
Sebait kidung itu kini jadi kisahku
Tinggalkan sebuah rasa tak bertuan dalam kotak sepi
Aku tidak pernah mempersilahkan dia masuk
Kisahku ku anggap sudah selesai dalam sebait itu
Aku tidak mau kidungku seperti kidungmu
V
Aku masih menulis huruf demi huruf dalam baitku
kau datang membawa titik, koma, dan tanda tanya
Tawarkan sebait kidungmu yang tidak pernah selesai
Maaf kataku, kertasku sudah penuh sesak dengan cinta
Aku tidak butuh lagi rasa yang lain ; selain cintai diriku
Sumedang, Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H