Sejarah home visit
Menurut sejarah lahirnya, home visit atau kunjungan rumah, adalah kegiatan pendukung bagi bimbingan dan konseling. Home visit biasa dilakukan oleh guru BK dan wali kelas. Tujuannya Untuk memperoleh kelengkapan data/informasi tentang peserta didik melalui wawancara dengan orang tua dan hasil observasi di rumah. Menjelaskan keadaan peserta didik kepada orang tua, untuk membangun kerja sama antara sekolah dan orang tua, dan untuk membantu memecahkan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik.
Home Visit nge-trend di masa pandemi
Pandemi memasuki ulang tahunnya yang ketiga. Berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran diuji coba. Semua sekolah seakan berlomba memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik. Dari mulai belajar secara daring, guru-guru membuat power point materi, membuat video animasi pembelajaran, dan membuat voice note untuk menjelaskan materi. Memanfaatkan fasilitas studio mini. SMPN 1 Sumedang adalah sekolah pertama yang membuat studio mini untuk fasilitas pembelajaran daring.
Guru-guru berjuang dan berjibaku agar pendidikan terus berlanjut. Karena tidak ada kata 'berhenti' dalam menuntut ilmu dalam kondisi perang sekali pun.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, melalui Kepala Dinas Pendidikan, H. Agus Wahidin, S.Pd.M,Si. telah mempersiapkan 7 strategi komplementer untuk mensiasati teknik belajar di luar tatap muka atau daring.
Kadisdik mengatakan, "Tujuh metode tersebut saling melengkapi, disesuaikan dengan karakteristik sekolah masing-masing. Umpamanya: Apabila di suatu sekolah tidak dapat melaksanakan metode dengan nomor 1, 5, dan 6. Dengan alasan karena terbatasnya jaringan internet. Kemudian, orang tua peserta didik mayoritas tidak mampu membeli smart phone atau android. Sekolah-sekolah itu berada di daerah Surian, Tanjung medar, dan Jati Gede. Oleh karena itu, maka sekolah-sekolah tersebut dapat menerapkan metode nomor 2, 3, 4, dan 7."
Kadisdik Sumedang, H. Agus Wahidin, S.Pd. M,Si. | tribunnews.com
Tujuh metode teknik pembelajaran yang diberlakukan di Kabupaten Sumedang sesuai kewenangan di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang tersebut adalah: 1. Pembelajaraan Virtual, 2. Pembelajaran Tematik Virtual, 3. Pembelajaran Modul/LKS, 4.Pembelajaran Home Visit Guru, 5. Pembelajaran TV/Radio, 6. Pembelajaran Grup Medsos, 7. Pembelajaran Tugas berkala dan terukur.
SMPN 1 Sumedang sebagai salah satu sekolah yang berada di pusat kota Sumedang. Telah berhasil menerapkan 7 strategi pembelajaran komplementer tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik.
Untuk metode virtual dan tematik virtual dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas studio mini. Para pengajar mengajar secara zoom meeting. Bertemu peserta didik di dunia maya. Hasil rekaman saat zoom tersebut dishare di youtube juga. Untuk mensiasati peserta didik yang memiliki kuota terbatas. Mereka dapat menonton live streaming. Tentu saja, kuotanya lebih murah dibandingkan mengikuti zoom meeting.
Pembelajaran melalui modul/LKS. Guru membuat modul per mata pelajaran. Di dalam modul tersebut meliputi penjelasan materi secara ringkas dan LKPD. Peserta didik mengakses modul tersebut melalui google classroom dan WA grup. Kemudian pembelajaran melalui TV dan radio, beberapa guru perwakilan mata pelajaran dari masing-masing mata pelajaran melakukan siaran secara khusus di radio dan TV. Peserta didik mengaksesnya melalui radio eRKaeS FM dan Sumedang TV. Begitu juga dengan tugas berkala dan terukur telah dilaksanakan dengan baik.
Nah, yang akan dibahas dalam artikel ini adalah tentang home visit. Karena home visit merupakan salah satu metode dan teknik pembelajaran yang terkandung dalam 7 strategi komplementer. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa pro dan kontra terkait dengan keberadaan covid-19. Memerlukan kajian yang mendalam.
Dalam proses pembelajaran secara luring alias luar jaringan atau tatap muka. Beberapa sekolah menerapkan metode home visit sebagai salah satu solusi pembelajaran. Guru mendatangi suatu tempat yang ditentukan atau rumah salah seorang peserta didik.
Mereka berkelompok terdiri dari 5-10 peserta didik. Tentu saja, peserta didik yang berkelompok adalah mereka yang lokasi tempat tinggalnya berdekatan.
Pengalaman Home Visit
Beberapa pengalaman terkait dengan home visit berikut akan menjelaskan jika strategi ini mampu atasi beberapa permasalahan belajar peserta didik.
Home visit untuk menjelaskan materi yang dianggap susah
Pengajar matematika melaksanakan home visit ke rumah peserta didik yang dianggap memiliki kendala dalam menyerap materi yang diajarkan. Jarak rumah peserta didik yang harus ditempuh sangat jauh dari sekolah. Medan perjalanan yang sulit. Menurun, tikungan, menanjak, dan berkelok. Bahkan kehabisan bensin di perjalanan. Padahal jarak ke pom bensin terdekat dari tempat itu lumayan jauh. Terpaksa harus mendorong motor. Adalah pengalaman home visit yang akan selalu terkenang.
Dengan home visit, seorang pengajar akan membantu peserta didik memahami materi yang dianggap susah. Home visit akan sangat membantu bagi pelajaran-pelajaran yang membutuhkan penjelasan mendalam, seperti matematika, IPA, dan bahasa Inggris.
Guru sedang melaksanakan home visit | Dok.Pribadi