Lihat ke Halaman Asli

Musafir

Pegiat Literasi

Sains Membuka Jalan Menuju Ekonomi Sirkular tanpa Emisi

Diperbarui: 15 Juli 2023   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bumi (Foto: Istimewa).

Sebagai bagian dari upaya mengurangi pemanasan global dan polusi, para peneliti dari University of Cambridge telah berhasil mengubah karbon dioksida (CO2) dan sampah plastik menjadi bahan bakar terbarukan dan bahan kimia berguna lainnya dengan menggunakan sinar matahari sebagai satu-satunya sumber energi.

Sebuah tim ilmuwan dari University of Cambridge telah mengembangkan teknologi bertenaga sinar matahari yang mengubah CO2 dan plastik menjadi bahan bakar terbarukan dan produk lain yang dapat diterapkan.

Tim yang studinya dipublikasikan di jurnal Joule ini berhasil mengubah CO 2 menjadi syngas , komponen penting bahan bakar berkelanjutan, dan plastik menjadi asam glikolat, bahan kimia yang ditemukan dalam buah dan digunakan dalam industri farmasi.

Para peneliti berharap bahwa teknologi inovatif ini akan membantu mengurangi pemanasan global dan polusi dengan menurunkan kadar CO2 di atmosfer dan jumlah sampah plastik.

Selain itu, produksi bahan bakar terbarukan dari CO 2 dapat membantu memerangi krisis energi saat ini dan dapat membuka jalan menuju pengembangan ekonomi sirkular tanpa emisi.


Konversi CO2

Untuk mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer, CO2 biasanya diambil dari udara dan disimpan di bawah tanah. Ini, bagaimanapun, memiliki efek jangka panjang yang tidak diketahui.

Dengan demikian, teknik konversi CO2 telah dikembangkan untuk mengubah karbon dioksida menjadi senyawa lain.

Biasanya, sebagian besar teknik konversi CO2 menggunakan oksidasi air sebagai reaksi balik, suatu proses yang menuntut energi yang membutuhkan masukan energi dari berbagai sumber untuk dilakukan.
Trik dalam sistem: komponen plastik

Namun, para peneliti Cambridge percaya bahwa mereka telah menemukan trik yang secara signifikan dapat meningkatkan kebutuhan energi: menggunakan plastik daripada air.

Vatican News berbicara dengan dua peneliti, Sayan Kar dan Motiar Rahaman, yang menjelaskan lebih lanjut tentang proses dan tujuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline