Lihat ke Halaman Asli

Yuli Aisyah Putri

Mahasiswa Sastra Indonesia

Stilistika pada Buku "Fragmen Sajak-Sajak Baru" Karya Goneawan Muhammad

Diperbarui: 1 November 2022   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(image from: Bukukita.com)

Stilistika adalah bagian dari linguistik yang mempelajari tentang gaya bahasa yang memusatkan pada varias-variasi penggunan bahasa tetapi tidak secara eksklusif memberikan perhatian khusus kepada penggunaan bahasa yang komplek pada kesusastraan. Karya sastra terkenal dengan ke-estetikan penulisannya. 

Sering kali, pilihan diksi yang digunakan dalam karya sastra menggunakan perumpamaan ataupun majas untuk memperindah rangkaian kata dalam karya sastra. Seperti pada buku antologi puisi "Fragmen, Sajak-sajak Baru" karya Goenawan Soesatyo yang tidak kalah indah penggunaan diksi di setiap sajak puisinya.

 Goenawan Soesatyo Mohamad atau biasa kita kenal dengan sebutan nama Goenawan Mohamad merupakan seorang sastrawan terkemuka yang sangat kritis dan berwawasan luas. Ia merupakan seorang penulis sajak-saja puisi dan beberapa esai serta penerbit buku. 

Salah satu bentuk dari hasil karyanya adalah buku  Fragmen. Buku  ini berisikan beberapa kumpulan sajak-sajak yang telah ditulis oleh Goenawan Mohamad yang sebelumnya belum pernah dibukukan. 

Kumpulan sajak-sajak yang telah dituliskan oleh Goenawan dalam buku Fragmen ini merupakan sajak-sajak baru yang secara umum mengungkapkan tentang perasaan dan rasa semangat yang mendalam tentang kepribadian seseorang.

Goenawan Mohamad dalam menuliskan Sajak-sajak puisinya ini menggunakan pilihan kata yang sederhana yang biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, sebagian besar pembaca mengatakan bahwa sajak baru yang ditulis oleh Gunawan ini mudah dipahami. 

Salah satu bentuk pilihan kata dalam kehidupan sehari-hari yang telah digunakan Goenawan dalam sajak puisinya adalah kata tiang listrik, halte, dinding, sepasang inisial dan banyak lagi. Selain mahir dalam pemilihan kata sederhana yang ia gunakan, Goenawan juga pandai dalam menyusun kata-kata dalam sajaknya dengan tepat, sehingga sajak-sajak tersebut terkesan sangat indah ketika dibaca dan didengar.

Diksi demi diksi yang telah disusun oleh Goenawan dalam sajaknya sebagian besar menggunakan pilihan diksi yang mengandung majas metafora. Ia sering kali memunculkan kata-kata kiasan sebagai gambaran dari perbandingan. Hampir seluruh sajak yang telah dituliskan oleh penulis dalam buku Fragmen ini mengandung majas metafora. 

Namun, karena kepandaiannya sang penulis dalam mengelolah kata-kata, penulis dalam menuliskan sajaknya tidak hanya terpaut dalam penggunanaan gaya bahasa metafora saja.  

Ia juga menuliskan sajak puisinya dengan berbagai pilihan kata diksi yang mengandung beberap majas, diantaranya, majas personifikasi yang menggambarkan perbandingan terhadap benda-benda mati yang seolah olah dihidupkanya, majas simile yang merupakan majas perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, majas repetisi yang merupakan perulangan kata atau kelompok kata, dan majas hiperbola yang merupakan majas dengan melebih-lebihkan sifat dan kenyataan yang sesungguhnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline