Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Sepenggal Kisah Sate Madura di Rumah Kost

Diperbarui: 20 Juni 2024   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjual sate Madura (dokpri)

"Kricik...kricik...kricik...!" Suara mencekam menembus malam itu dulu membuatku takut. Berasa berada di dunia lain. Apalagi sebagai mahasiswi baru dan di rumah kost masih sendiri. Cuma berdua dengan Ida yang ada di lantai atas. Duh...katrok banget deh aku. 

Tapi itu cerita awal masuk kuliah, saat penghuni kost-kostan belum pada balik ke kost, dan mahasiswa baru sedang menjalani opspek. Aku begitu ketakutan mendengar suara gerobak sate Madura dengan diiringi suara khasnya.

"Laparrr...!" Tiwuk yang kamarnya di lantai atas turun ke bawah sambil memegangi perutnya. Padahal sehabis ashar kami tadi sudah beli nasi bungkus di warung metal.

"Mbak, laper!" Bestie ku yang satu ini cocok denganku karena makannya banyak. Cuma Tiwuk tetap langsing meski makan banyak. Kalau aku sudah bongsor dari orok. Eh...

Jadilah kita nungguin sate Madura yang suaranya terdengar sayup-sayup, tapi makin lama makin keras, pertanda semakin mendekat. Aku dan Tiwuk bergegas keluar.

"Te...sate...!" Aku dan Tiwuk berteriak iseng.

"Dek..nitip!" Mbak Tuti ikut nitip.

"Aku juga!" Mbak Ning ikutan juga.

Mbak Yayuk dan Mbak Lilik ikut nitip. Akhirnya kita panggil saja penjualnya ke depan kost.

"Pak...te sate Pak!" Teriakku saat gerobak penjual sate mulai mendekat, terlihat samar dalam lampu jalan dan pepohon yang meremang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline