Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Obrolan Pagi di Lapak Soto Lamongan Bundaran Serayu

Diperbarui: 22 Februari 2024   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soto Lamongan dan segelas jeruk panas (dokpri)

Sebenarnya pagi ini aku berniat ke jalan baru, dan sarapan soto Lamongan 5 ribuan di sana. Coba bayangkan, saat harga beras melambung, beli soto cuma 5 ribu tentunya "sesuatu" banget.

Aku baru saja membeli beras kemasan 2,5 kg di toko sembako  yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sepertinya kemasan khusus, harganya 38.500 rupiah. Berarti harga beras  per kilonya sekitar 15.400 rupiah. Tapi belum kucoba memasak, entah rasanya seperti apa.

Beras petani kemasan 2,5 kg dibandrol 38.500 rupiah di toko sembako (dokpri)

Kemarin aku bimbang, antara nasi pecel dan soto Lamongan yang sama-sama Kusuka.

Berhubung lama tidak menikmati nasi pecel, aku memilih nasi pecel untuk sarapan. Meski harga beras naik, nasi pecel nya sepincuk tetap 5 ribu rupiah, tapi porsinya diperkecil. 

Di sebelahnya lapak soto Lamongan selalu menggoda, apalagi harganya sama-sama cuma 5 ribu. Tentu membuatku penasaran untuk mengintip penampilan nya. Di saat harga beras naik, apa harga sotonya masih 5 ribu?

Saat itu aku sudah kenyang, apalagi tak tega saat dihampiri penjual arem-arem yang dagangan nya belum laku, sehingga kubeli juga.

Ah, tapi itu cerita kemarin. Saat melintasi bundaran Serayu, mataku tertuju pada lapak soto Lamongan yang di belakang nya terhampar tenda dan banyak pembeli yang lesehan di tikar.

Akhirnya aku justru berbelok dan berhenti di sini. Di bundaran Serayu.

Suasana pagi di bundaran Serayu Kota Madiun (dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline