Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Tradisi Rewang dalam Hajadan yang Masih Terpelihara

Diperbarui: 15 Februari 2024   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Rewang dalam Hajadan yang Masih Terpelihara (dokpri)

Rewang.

Mungkin masih banyak orang yang belum paham dengan kata ini.

Menurut KBBI, Rewang bisa berarti membantu, atau pembantu.

Sedang  menurut jurnal.uns.ac.id

Rewang dalam bahasa Jawa berarti pembantu.

 Tetapi dalam konteks sebuah hajatan besar seperti pernikahan, rewang memiliki makna berbeda.

Rewang diartikan sebagai aktivitas masyarakat yang saling membantu satu sama lain saat memiliki hajat untuk bergotong royong memperingan beban yang mempunyai hajad.

Rewang juga berfungsi menjaga kerukunan dan kebersamaan, menjalin komunikasi dan mempertahankan tradisi turun-temurun guna menjaga keharmonisan dalam masyarakat.

Di Dusun Buluh, Krandegan, Kebonsari, Madiun, tradisi Rewang ini masih terjaga hingga kini.

Acara Rewang ini biasanya sudah dimulai seminggu sebelum hari H.

Para lelaki yang bertubuh kuat, biasanya mengawali Rewang dengan membuat jenang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline