Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Menunggu Hujan di Restoran Watu Lesung

Diperbarui: 14 Februari 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu Hujan di Restoran Watu Lesung dengan menikmati es krim stroberi dan sop buah (dokpri)

Mendung menggelayut, semendung hatiku di siang yang sendu. Eh ..

Entah kenapa tiba-tiba langit gelap, padahal baru saja cuaca begitu cerah. Sudah waktu dhuhur, dan aku masih berpacu bersama motorku.

Waktunya istirahat, dan menunaikan shalat. Tapi sepertinya bisa dirapel, istirahat, shalat dan makan siang.

Motorku melaju menuju desa Kresek. Kukebut laju motorku, seperti nya air mata langit hampir menetes. Aku harus cepat, sementara aku belum memutuskan ingin singgah di mana.

Sepanjang jalan Dungus-kresek banyak restoran yang bisa dikunjungi. Salah satu pesona di desa Kresek adalah keindahan alamnya yang terjaga melalui wisata berkelanjutan.

Sawah-sawah dibiarkan alami sebagai daya tarik restoran. Penduduk sekitar dirangkul untuk membantu pertumbuhan restoran sekaligus meningkatkan perekonomian.

Restoran watu lesung(dokpri)

Aku nyaris berhenti di Caping gunung, tapi aku terlanjur ngebut, laju motor susah berhenti, akhirnya aku memutuskan menuju restoran watu lesung saja.

Restoran yang satu ini belum pernah Aku kunjungi. Biasanya kalau tidak caping gunung ya pondok catur. Sesekali ke lembah Wilis, restoran singo langit, atau ikan bakar Jan enak e.

Dari luar terlihat sempit, ternyata di dalam cukup luas. Masuk ke restoran ini langsung disambut patung Semar yang mempersilakan dengan jempolnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline