Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Antara Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres Cawapres 2024

Diperbarui: 14 Desember 2023   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar video debat capres cawapres 2024(dokpri)

Mas Anies .. Mas Anies. Menurut saya ini agak berlebihan. Mengeluh ini itu tentang demokrasi, tapi Mas Anies dipilih menjadi gubernur DKI sebagai  oposisi menghadapi pemerintah yang berkuasa!"

Saya yang mengusung Bapak!" (Disambut tepuk riuh hadirin)

Jawab Prabowo Subianto yang terdengar serius tapi membawa aura kocak. Adegan ini ada dalam debat capres cawapres perdana tahun 2024 yang diselenggarakan KPU.

Seperti diketahui, bulan ini sudah masuk waktu dengan aturan kampanye pemilu. Debat ini juga sebagai bentuk kampanye pemilu untuk menarik simpati pemilih, tentunya tetap mematuhi aturan kampanye pemilu.

Nantinya bisa diketahui melalui hasil survey, apakah debat capres cawapres ini berpengaruh signifikan atau tidak terhadap elektabilitas masing-masing pasangan capres cawapres.

Sebelumnya Anies Baswedan menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukan dalam tata kelola  politik saat kepercayaan  rakyat menurun terhadap partai politik.

Anies mengungkapkan,bahwa tidak  hanya kepercayaan rakyat pada partai politik yang menurun, tapi rakyat tidak percaya pada proses demokrasi yang terjadi. Dan itu lebih luas dari sekedar partai politik.

Menurutnya, dalam demokrasi minimal ada 3 hal:

1. Rakyat bebas berbicara 

2. Ada oposisi yang bebas mengkritik dan menjadi penyeimbang  pemerintah.

3. Adanya proses pemilu,  pilpres yg transparan, netral, jujur adil.

Menurut Anies lagi, yang 2 mengalami problem, yaitu bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik.

Satunya lagi, angka indeks demokrasi juga menurun.

1. Bahkan pasal-pasal yang diberi kewenangan untuk digunakan secara karet kepada pengritik, seperti UU ITE seperti pasal 14-15 UU no 1 tahun 1946 itu semua membuat kebebasan  terganggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline