Musim durian telah tiba Berburu Durian Lokal. Meski Murah, daging buahnya gemoy. Manis juga sih, dengan sedikit rasa pahit yang khas durian.
Hari Minggu kemarin aku baru pulang dari mengunjungi Youth moslem Fair di Madiun. Berhubung hampir masuk waktu dhuhur, aku langsung pulang.
Sebenarnya bisa sih, shalat di masjid agung, atau di masjid mana saja. Tapi tadi juga dipesan sama Ay, nggak boleh lama-lama.
Kalau perginya sama Ay, biasanya tinggal mampir masjid, jadi nggak tergesa-gesa. Tapi tadi Ayah katanya mau membuat soal yang sudah hampir deadline. Jadinya pergi sendiri.
Bisa semau gue sebenarnya. Me time, hehehe...
Kebetulan lewat Pasar Pagotan, di dekat rel loko pengangkut tebu ada lapak penjual durian. Di situ duriannya bagus-bagus dan harganya agak miring, karena langsung mengambil dari sentra durian segulung. Jadilah aku berbelok dan mampir ke situ.
Aku segera memarkir sepeda motor dan mendatangi salah satu pedagang durian. Pembeli masih jarang, mungkin karena panas-panas, hampir dhuhur lagi.
Biasanya orang lebih suka belanja durian saat sore hari. Di antara waktu ashar dan Maghrib. Ada juga yang suka beli durian malam hari.
"Berapaan, Mbak?" Aku langsung asyik pegang-pegang durian. Pegang yang paling besar, padahal belinya yang paling kecil. Hihihi...
"Mau pilih yang mana? Seratus ribu dapat lima ada. Seratus ribu dua, ada! Seratus ribu tiga, ada!"