Kamu pilih Google Map Atau Cara Kuno?
Di Era Kecerdasan Buatan, memanfaatkan aplikasi Google map tentunya bukan hal asing atau baru. Tapi biasa dipakai sehari-hari.
Google Map merupakan salah satu aplikasi artifisial Intellegent (AI) atau aplikasi kecerdasan buatan.
Beberapa kali saya terbantu dengan aplikasi ini, tapi sering juga kena prank karena lokasi yang sebenarnya dekat, justru menjadi jauh karena dipandu melewati jalan alternatif yang tidak layak untuk dilewati.
Ini pengalamannya persis saat saya dan suami mengikuti google map,menerobos hutan pinus, padahal bisa lewat jalur beraspal hotmix yang jalannya juga datar.
Aplikasi Google map sebenarnya bisa digunakan untuk membantu menemukan arah jalan sesuai tujuan yang dipilih .
Aplikasi Google Maps dilengkapi dengan fitur suara sehingga dapat memberitahu pengemudi kapan saatnya harus berbelok, waktu dan jarak pada belokan selanjutnya, juga berapa lama waktu perjalanan untuk sampai ke lokasi tujuan.
Bahkan terdapat foto lokasi, untuk mengenali lokasi yang dituju.
Namun entah kenapa, terkadang google map bisa menyesatkan jika kita buta sama sekali dengan lokasi tujuan.
Seperti video yang saya unggah di atas. Saya sendiri pernah mengalami, saat berada di tengah hutan, dengan kanan kiri jurang, fitur suara google map justru memandu untuk belok kanan 200m. Nyebur jurang dong kalau diikuti.
Berdasarkan pengalaman itu, saat Mbak Sri Rohmatiah Djalil, sesama kompasianer dari Madiun mengundang kami, grup WA kompasianer karesidenan Madiun datang dan membagikan lokasi rumahnya, saya masih tetap meminta "ancer-ancer " rumahnya.
Mbak Sri mengundang kami Selasa yang lalu, 14 November 2023 pukul 15.30 dalam acara silaturahmi bersama Pak Cahyadi Takariawan. Beliau kompasianer yang merupakan publik figure.
Di samping penulis buku best seller tentang parenting dan keluarga, sekaligus konsultan kehidupan berumah tangga.