Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Sego Megono, Nasi untuk Pejuang Mataram Melawan VOC

Diperbarui: 16 Agustus 2023   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sego(nasi) megono (dokpri) 

"Mak, itu apa? " Tanyaku pada budhe yang sedang sibuk menata urap(kluban) di atas nasi liwet yang airnya sudah mengering. 

Biasanya, masak nasi liwet, setelah diaduk dan airnya mengering, apinya dimatikan dan hanya diganti bara untuk mematangkan nasinya. 

Saat itulah kluban/urap ditata di atas nasi dan ikut dimasak sampai matang. 

"Sego megono," jawab Budhe yang biasa kupanggil mamak. 

Saat itu aku masih kecil, dan rumahku sedang dibangun. 

Seperti kebiasaan di desa, saat menaikkan genteng biasanya diadakan selamatan dengan memasak makanan untuk tetangga yang sambatan(gotong royong) ikut membantu memasang genteng dan kenduri. 

Salah satu makanan yang dihidangkan adalah sego megono. Biasanya lauk utamanya ingkung ayam kampung dan telur rebus. 

Terkadang ada juga tambahan tempe goreng garit, peyek teri, dan apa saja yang disediakan tuan rumah. 

Dulu, sajian nasi megono adalah menu istimewa yang hanya ada dalam selamatan

Tapi sekarang, di pasar tradisional, nasi/sego megono mudah ditemukan, khususnya di kampung halaman saya, Purworejo. 

Beberapa waktu yang lalu, bahkan ada kompasianer yang berkunjung ke Purworejo dan membeli nasi megono. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline