Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Bu Peni, Penjual Lopis Pocong yang Bertahan Tanpa Transaksi Digital

Diperbarui: 20 Desember 2022   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Peni, Penjual Lopis dan Cenil (dokpri) 

"Lopis, Bu...! " Suara penjual lopis dan cenil yang menjajakan dagangannya di jalan depan rumah membuatku menghentikan aktivitas menyapu halaman. 

Hampir setiap hari Ibu ini lewat menjajakan cenil. Tapi biasanya di rumah ibu selalu berlimpah makanan, sehingga berkali-kali aku mengurungkan niat membeli lopis dan cenil. 

Biasanya juga sudah kenyang, padahal lopis dan cenil termasuk makanan berat. 

Lopis yang terbuat dari beras ketan, dan cenil yang terbuat dari tepung kanji, kemudian disiram kuah gula merah, atau juruh dan ditaburi parutan kelapa itu sudah pasti mengenyangkan. 

Sejenak aku ragu, tapi Bu Peni sabar menunggu. 

Akhirnya kuputuskan untuk membeli. Hasrat untuk mencicipi lopis membara, butuh dituruti, hehehe... 

"Nggih, Bu. Sebentar ambil uang.! "

"Nggih, Bu! " Bu Peni duduk di lantai depan rumah. 

"Sini lho, Bu! Duduk di kursi! " Kataku mengajak Bu Peni duduk di kursi teras. 

" Sudah, di sini saja, " Katanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline