Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Pecel Babat Alun-Alun Magetan

Diperbarui: 12 Desember 2022   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pecel Babat, pecel paru dengan peyek teri udang (dokpri) 

Siapa tak kenal pecel? Kuliner berbahan sayuran yang disiram sambal kacang ini merupakan salah satu makanan favorit saya. 

Pecel melambangkan kehidupan yang penuh warna. Beragam sayuran, dari yang hambar dan segar seperti tauge, yang pahit seperti daun pepaya, yang mempunyai aroma khas seperti kemangi, Bercampur dengan siraman bumbu legit penuh cita rasa akan menjadi hidangan lezat yang menggoda selera. 

Begitu juga kehidupan, meski pahit, asam, asin, manis, kalau kita bisa pas menjalani dan mensyukurinya akan terasa nikmat. 

Secara etimologi, dalam bahasa Jawa, bahwa pecel dapat diartikan sebagai 'tumbuk' atau 'dihancurkan dengan cara ditumbuk' (Wikipedia) 

Diduga pecel sudah dikenal sejak abad 9 Masehi. 

Dilansir dari kompas.com, Prof. Murdjiati Gardjito, ahli gastronomi dari UGM, mengungkapkan bahwa sajian pecel disebutkan dalam salah satu teks sejarah yaitu Babad Tanah Jawi.

Dalam buku yang berjudul Babad Tanah Jawi diceritakan bahwa Ki Gede Pamanahan beristirahat di Dusun Taji saat melakukan perjalanan ke Tanah Mataram. Di dusun tersebut, Ki Ageng Karang Lo menyiapkan jamuan untuk Ki Gede Pamanahan, yakni nasi pecel, daging ayam, dan sayur menir (bayam)

Salah satu pecel yang terkenal di era sekarang adalah pecel Madiun. 

Madiun merupakan salah satu kota pecel yang terkenal. Tak heran Madiun membuat ikon pecel land di salah satu sudut kotanya. 

Selain Madiun, kota lain juga mempunyai keunikan kuliner pecelnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline