Sebulan terakhir, saya akrab dengan angkutan umum yang namanya bus. Sekian lama tak memanfaatkan angkutan umum ini membuat saya agak canggung dan was-was jika rute yang harus saya tempuh sudah tidak dilewati, atau jarang dilewati bus.
Beruntungnya, rute yang harus saya lalui dari Madiun ke Purworejo masih berlimpah bus.
Terinspirasi oleh kompasianival Kompasiana yang mengambil tema Kelana masa depan, Tiba-tiba dalam pikiran sata terlintas masa depan angkutan bus.
Untuk jarak jauh, sepertinya angkutan ini masih menjanjikan.
Bahkan bus patas, menurut saya semakin menarik karena tarifnya relatif murah.
Dulu, saat tarif bus AKAP Purworejo-jogja 15-20 ribu, tarif bus patas 50 ribu. Membuat saya rela menunggu bus non patas karena selisih tarifnya lumayan.
Tapi belakangan ini membuat saya terkejut. Saat bus AKAP Purworejo-jogja menaikkan tarif dengan alasan kenaikan BBM, sehingga menjadi 25-30 ribu, bus patas justru turun tarif menjadi 40 ribu.
Selisih 10 ribu dengan kondisi yang jauh berbeda, tentu saja membuat saya memilih bus patas.
Nyaman, bersih, berAC, bebas rokok, longgar, ada cas HP, dan bonus sebotol air minum.
Tapi sesungguhnya, yang ingin saya bahas adalah bus kota yang beroperasi antara Madiun-Ponorogo.