"Bu, nungguin siapa? "
Aku mengalihkan perhatian dari gawai, dan menatap perempuan yang terlihat sangat sedih. Kalau tidak salah sejak kemarin dia berada 2 baris dari tempat aku menunggu di ruang ICU.
"Nunggu ibu. Panjenengan? "
"Nungguin suamiku, " Jawab nya dengan berlinang air mata.
"Kenapa, Bu? " Tanyaku
"Stroke, tidak bisa bernafas. Bisa bernafas hanya karena dibantu alat pernafasan, jawabnya kembali menangis sedih.
" Didoakan saja, Bu. Semoga kondisinya membaik, " Jawabku sambil menatapnya sepenuh empati.
"Panjenengan kelahiran tahun berapa? "
Entah kenapa, Tiba-tiba dia menanyakan umur. Kusebutkan tahun kelahiranku, dan balik kutanya, ternyata kami sebaya.