Saya termasuk perempuan yang suka memasak. Meski tidak suka ribet, memasak bagi saya merupakan aktifitas yang menyenangkan, bahkan bisa menjadi sarana refreshing dan healing. Syaratnya cuma 1. Memasak karena keinginan sendiri. Kalau disuruh, apalagi dengan syarat gini ginu gitu, mending kabur. Eh...
Kalau masalah memasak, sepertinya saya sudah bisa berimprovisasi sesuka hati. Dan masakan saya pasti enak.
Kalau ada orang yang menikmati masakan saya dan mengatakan kurang ini, itu, tidak cocok, sudah bisa dipastikan, orangnya menyebalkan. Paling tidak bagi saya, hahaha...
Terkadang saya iseng masak suka-suka dan mencoba memperhatikan reaksi orang yang memakan masakan saya. Dengan begitu saya bisa tahu, orang itu menyebalkan atau tidak.
Kalau menurut saya menyebalkan, saya justru akan memasak semau gue. Percuma, masak enak paling juga tidak dimakan, atau malah dicela. Hehehe..
Memasak yang paling menyenangkan adalah saat berkumpul bersama keluarga besar saya. Saat itu semua masakan saya enak dan dilahap habis. Itu karena didikan orang tua yang selalu mendidik kami untuk menghargai makanan, dan tentu saja yang sudah bersusah-susah memasak.
Jadi makan bersama selalu terasa enak dan nikmat. Mungkin karena rasa syukur dan bahagia karena bisa berkumpul bersama. Karena kami dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang, bukan atas nama benci, dengki dan sakit hati. Eh...
Adakalanya, kita makan tidak semata-mata lezat dan enak. Karena kalau seperti itu, cukuplah kita beli makanan bertabur micin yang pasti gurih dan umami. Yang penting enak di lidah.
Makanan tak bisa lepas dari kesehatan. Atau kesehatan tak bisa lepas dari makanan?
Waduh kok jadi melantur ke mana-mana. Padahal saya cuma mau memasak tumis taoge yang bisa dibuat dengan mudah dan kilat, cocok untuk keadaan darurat. Misal ada tamu mendadak, atau suami dan anak-anak sudah pulang padahal belum sempat masak. Sayur ini hanya butuh beberapa menit saja.