Mie instant bakal naik 3x lipat. Wow... Nggak ngaruh. Eh...
Harga mie instan di pasaran sekarang ini sekitar 3 ribu rupiah dengan berat sekitar 70-80 gram.
Jika harganya naik 3x lipat, bisa menjadi sekitar 9 ribu, bahkan 10 ribu atau lebih per kemasan. Mihil emir yaaa...
Banyak pro kontra tentang mie instan. Dari yang menghindari, menganggap bukan makanan sehat, saat memasak pertama harus dibuang airnya karena mengandung lapisan lilin, sampai peringatan bisa menyebabkan kanker dan menimbulkan obesitas.
Sebaliknya ada yang menyangkal. Menganggap mie instan sebagai sumber karbohidrat, dan tetap bermanfaat sejauh dikonsumsi dengan sayuran dan protein dalam komposisi yang tepat, dll.
Ada lagi yang menyangkal, kalau air rebusan pertama tetap aman, tidak mungkin mengandung lapisan lilin, sebab sudah ada ijin depkes dan BPOM. Kalau mengandung lapisan lilin sampai lolos sertifikasi itu tidak mungkin. Pernyataan seperti itu justru melecehkan depkes dan BPOM yang meloloskan makanan tidak layak konsumsi beredar.
Saya sih memilih moderat. Kalau memang pengin dan butuh kepraktisan ya konsumsi saja. Kalau tidak pengin dan banyak menu lain ya tidak usah konsumsi. No ribet no ribut. Gitu saja kok repot. Hehehe...
Diakui atau tidak, mie instan memang mudah dimasak dan lezat. Meski saya bukan termasuk maniak mie instant, tapi yang namanya mie instant selalu tersedia di almari persediaan. Paling tidak ada 5 bungkus.
Terkadang malam-malam pengin makan mie, tinggal seduh mie instant dengan telur dan kol. Praktis.
Begitu juga dengan anak kost. Mie instan bisa menjadi persediaan untuk pertolongan pertama pada kelaparan.