"Huftt.. Kebobolan! " Suamiku nyaris membanting remote saat gawang Cahya Supriyadi kebobolan.
"Waktu masih panjang, " Teriakku sambil memisahkan daging dari tulangnya yang telah direbus.
"Tapi kebobolan dulu, " Sana kamu saja yang lihat, aku sudah males! "
Suamiku meninggalkan TV sambil menggerutu tak jelas. Aku hanya tertawa.
"Indonesia harus menang dari Myanmar. Itu juga nanti masih ditentukan hasil pertandingan Thailand kontra Vietnam. Kalau sampai seri di atas 1 gol, Indonesia tetap tersingkir, " Kataku.
"Ya, tidak begitu. Yang dihitung selisih golnya, " Kata suamiku.
Aku diam. Cukup para timnas sepakbola dari berbagai negara yang bertarung, aku lagi tak ingin bertarung dengan suami soal debat mendebat, hihihi....
Meski kebobolan duluan, aku tetap percaya timnas akan menang melawan Myanmar. Jadi sekarang aku yang asyik pantengin TV sendirian. Menggelosor sambil bertumpu pada bantal dengan HP di tangan, dan kacamata yang hanya kupakai setiap kali menonton TV yang menyiarkan laga timnas.
Sejak awal, Shin Tae Yong(STY) sudah berkata, Kompetisi AFF ini dipergunakan untuk mengamati kemampuan setiap pemain. STY hampir tidak pernah menyinggung soal kemenangan.
Kalau mau menganalisis pendapat STY terhadap kompetisi AFF, sepertinya STY tidak terlalu menginginkan kemenangan, kecuali memberi kesempatan pada anak asuhnya untuk unjuk kebolehan dan mengasah kemampuan.