Perjalanan Madiun-Yogyakarta cukup jauh dan membosankan. Tapi bagi saya, perjalanan itu saya anggap perjalanan biasa. Bahkan tanpa terasa bis sudah sampai di terminal Gendingan.
Itu karena saya asyik menulis perjalanan saya yang berubah menarik.
Saat saya masih kuliah, bis Surabaya-yogya merupakan bus favorit. Bis ini merupakan bus AC tarif ekonomi dengan jarak tempat duduk yang longgar. Bisa nyaman kalau naik di dalamnya.
Sekarang kondisinya sudah agak usang mirip bus bumel.
Bus bumel biasanya secara tampilan fisik,merupakan bus-bus tua dengan kondisi bodi yang lusuh dan tampak tidak terawat. Dengan konfigurasi jok 3-2, bus bumel bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibanding bus patas yang konfigurasi joknya 2-2.
Bus bumel juga merupakan bus ekonomi, tapi kondisinya kurang menarik. Trayeknya pun biasanya jarak dekat, antara satu kota ke kota lain, dan hanya melayani rute dalam satu propinsi. Terkadang malah hanya dalam 1 kabupaten atau kota.
Tapi sekarang sudah banyak bus bumel yang mengalami peremajaan dan dilengkapi AC meski tarif ekonomi.
Awal naik sudah disuguhi lagu oleh seorang pengamen yang maaf sepertinya berkebutuhan khusus.
Lagu yang dilantunkan tidak jelas, entah lagu apa. Nadanya sudah pasti suka suka dia. Tapi semangat dan rasa percaya dirinya patut diacungi jempol.
Kuulurkan selembar uang receh.