Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Kota Gede Yogyakarta, Kota Suci dalam Cerpen Danarto

Diperbarui: 7 Juni 2022   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto : twitter.com/gm_gm)Danarto, sastrawan sufi multi talenta

Aku kenal tempat ini! " begitu teriak kami tiba-tiba secara serentak. Tapi secepatnya kami teriak kenal, secepat itu pula kami tak mengenalnya kembali. Secepat kami sadar, secepat itu pula kami tak sadar ( Lahirnya sebuah kota suci, Danarto, 2004).

Penggalan cerpen Danarto itu saya baca dari bukunya, berupa kumpulan cerpen yang diberi judul Adam Ma'rifat. Lahirnya kota suci merupakan salah satu cerpen yang terdapat dalam buku itu. 

Di era digital seperti ini, mungkin internet adalah rekomendasi perpustakaan dan perpustakaan favorit generasi Z. Jika dulu ingin mengetahui sesuatu hal, di samping bertanya pada ahli, bisa juga menemukan jawabnya dari membaca buku, maka sekarang yang menjadi tempat bertanya dan ahlinya ahli adalah Mbah google

Bisa jadi, generasi Z kurang mengenal, siapa Danarto, sebab sastrawan yang lahir  pada 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah, ini telah berpulang di RS Fatmawati Jakarta, pada Selasa, 10 april 2018 pukul 20.45 WIB.

Generasi digital lebih mengenal selegram atau seleb tiktok daripada jabatan seseorang di dunia nyata.

 Seperti baru-baru ini, ada seorang kepala daerah yang lebih dikenal sebagai seleb tiktok oleh 2 orang anak yang ditemuinya di jalan, daripada jabatannya sebagai kepala daerah. 

Danarto menekuni bidang sastra sebagai penulis cerita pendek, melukis, menyair, menyutradarai teater, dan menjadi penata artistik. 

Tak heran,di dalam cerpen-cerpen Danarto, hadir unsur puisi, musik, dan seni lukis sehingga tampak efek puitis, musikal, dan artistik dekoratif.

Dalam Cerpen Lahirnya kota suci ini, Danarto mengambil nama Kotagede sebagai sebuah kota yang ada dalam realita. 

Namun demikian, Danarto justru menggambarkan tempat tinggal seorang tukang jam sebagai awal berdirinya kota suci. Di mana orang yang melewati rumah si tukang jam, merasakan sesuatu yang berbeda ketika melewatinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline