"Ya Allah. Pertamax naik jadi 16 ribu,Dek!" Suamiku menggerutu tak jelas.
" Sekarang kalau beli 100 ribu dapat berapa liter ya? " Lanjutnya lagi.
"Ya tinggal 100 dibagi 16, gitu aja kok repot, " Jawabku sambil meringis.
Kalau bagiku, kenaikan harga Pertamax tidak berpengaruh secara langsung, kecuali kalau nantinya memicu kenaikan harga kebutuhan pokok.
Tapi bagi suamiku tentu saja kenaikan Pertamax adalah sesuatu. Dia memang selalu memberi minum CRV-nya dengan Pertamax. Bahkan motor butut pun kadang diisi dengan Pertamax. Entah kenapa Dia ngefans banget sama jenis BBM yang satu itu.
Kenyataannya, dalam berita pagi ini dinyatakan kenaikan Pertamax cuma sekitar 3500 rupiah sampai 4000. Dari tadinya 9 ribu rupiah/liter, menjadi 12.500- 3 ribu/liter. Jika butuh 30 liter, paling banter cuma butuh tambahan 90 ribu rupiah. Relatif murah jika ditukar kenyamanan saat mudik nanti.
Sebenarnya, kenaikan Pertamax nyaris tidak berpengaruh secara langsung dengan transportasi massal seperti bus umum, apalagi Kereta api.
Transportasi massal seperti nya mulai berkurang gaungnya. Makanya saat mudik kilat ke Purworejo beberapa waktu lalu saya agak khawatir kalau tidak ada bus. Untungnya masih ada, meski tidak sebanyak saat saya kuliah dulu.
Bagi saya yang biasa menggunakan transportasi massal seperti bus AKAP, sudah lumayan akrab dengan kondisi bus antar kota antar propinsi yang ternyata setelah puluhan tahun kondisinya tidak jauh berbeda.
Waktu kuliah dulu, kami kalau mudik, lebih suka naik bus Jawa timuran. Kondisi bus yang bagus, tempat duduk longgar, berAC meski bus ekonomi, waktu tempuh relatif cepat karena tidak terlalu sering berhenti, dan adanya Kartu langganan, adalah beberapa alasan yang membuat para mahasiswa memilih bus Jawa timuran untuk rute jogja-solo. Padahal, bus khusus trayek jogja - Solo juga banyak.
Bahkan dari obrolan di bus, saya sempat berbincang dengan Mbah Painem(bukan nama sebenarnya) yang ternyata juga memilih bus Jawa timuran yang katanya lebih mudah, cepat, dan murah. Beliau membawa sapu dagangannya dari Temon ke Kartasura. Jadi sama dengan saya, bisa mencicipi bis purwokerto-jogja, sekaligus jogja-solo.