Pak Ribut yang sempat dilaporkan wali murid, justru mendapat apresiasi dari KPAI karena mengajarkan pendidikan seks untuk anak dengan tepat.
Bagi orang dewasa, membaca judulnya saja pasti pikirannya melayang pada sesuatu yang tabu. Padahal hal itu merupakan salah satu materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bagi masyarakat yang sudah banyak tahu, terkadang pikiran paranoid lebih mudah menjangkiti. Tak heran ketika menjelaskan materi ini yang menjadi pertanyaan dalam ujian PAI, orang tua murid langsung berpikiran negatif.
Pak Ribut yang sempat dipanggil pihak Kepala dinas pendidikan itu akhirnya dianggap tidak bersalah dan tidak keluar jalur saat menjelaskan materi Kaum Nabi Luth, yang dinamai Kaum Sodom.
Pak Ribut adalah guru kelas di SD Negeri Pagowan 01, Pasrujambe, Lumajang. Di sekolah itu dia menjadi seorang pengajar sejak 15 tahun lalu. Selama itu juga statusnya sebagai guru tidak tetap tak kunjung berubah. Tapi dia tetap ikhlas menjalaninya, karena mengajar adalah passion-nya.
KPAI yang sudah menonton video Pak Ribut justru mengapresiasi apa yang telah dilakukan Pak Ribut untuk menjelaskan materi yang bagi orang dewasa dianggap tidak senonoh ini. Mungkin netizen lupa, pikiran anak-anak kelas 2 SD yang masih polos itu berbeda dengan pikiran orang dewasa saat mendengar kata Sodom.
Bahkan seorang psikolog menyatakan, pendidikan seks untuk anak-anak itu penting, meski harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pemikiran mereka.
Tentu saja pendidikan seks bagi anak-anak bukan tentang hal tabu yang dilakukan oleh orang dewasa. Tapi lebih kepada perbedaan gender, dan bagaimana menjaga keunikan dan melindungi organ-organ reproduksi agar terhindar dari pelecehan seksual.
Penasaran dengan apa yang dilakukan Pak Ribut sampai hampir menimbulkan keributan, saya buka videonya.
Kira-kira isinya begini: