Medsos dipenuhi berita pawang hujan dan ulasan tentang Rara, Raden Roro Istiati Wulandari. Bahkan ada berita miris memilukan tentang Mbak Kanti yang tega mau melenyapkan nyawa buah hatinya. Tapi terselip berita yang tak kalah viral, deklarasi GEMPITA (Gerakan Masyarakat Pembela Tanah Air)tentang dukungannya pada Anies Baswedan dan AHY sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2024 nanti.
Berita ini menarik, karena pada pemilu tahun 2014 lalu, saya kira keduanya akan dipasangkan. Ternyata tidak.
Mungkin perkiraan saya terlalu hijau, untuk memasangkan keduanya pada pemilu tahun yang lampau. Anies Baswedan saat itu mendeklarasikan diri kalau mendukung pasangan Jokowi-JK. Sementara AHY baru saja mengundurkan diri dari dunia militer yang sudah digeluti selama 16 tahun.
Pada pilkada Jakarta, tahun 2017,Anies dan AHY sama-sama maju. Tapi Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno, sedang AHY berpasangan dengan Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Silviana Murni.
Dalam debat Anies menunjukkan kelasnya. Ketenangannya dalam berdebat dan mengeluarkan jurus-jurus program kerja yang disusun cermat membuatnya terlihat mempesona bersama Sandiaga Uno yang terlihat matang. Pasangan ini hanya bisa diimbangi oleh pasangan Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Sedang AHY-Silvi terlihat masih canggung dan kedodoran.
Anies Baswedan, pria handsome ini dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 (53 tahun).
Ayahnya, Rasyid Baswedan adalah mantan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, sedangkan ibunya, Aliyah Rasyid adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Kakeknya, Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Sementara AHY, pria ganteng bertinggi badan 185 cm ini dilahirkan di Bandung, 10 Agustus 1978 (44 tahun).
Ayahnya mantan presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibunya Alm. Kristina Herawati.