Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Kidung Lereng Wilis, Novel Wisata dan Pendakian

Diperbarui: 24 Oktober 2019   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel dengan setting tempat wisata di madiun dan ponorogo.

Novel "Kidung Lereng Wilis" ini saya tulis dengan banyak misi. Di antaranya memperkenalkan tempat-tempat menarik di Madiun, di antaranya Monumen kresek, wisata kuliner dan wisata agro di sekitarnya, watu rumpuk yang merupakan tempat wisata relatif baru, telaga ngebel dan gunung beruk di Ponorogo. Juga wisata pendakian seperti gunung  bromo dan kawah ijen. Tak lupa serba serbi pendakian yang terwakili oleh gunung lawu dan gunung semeru.Novel yang episode pertamanya saya posting sejak februari 2019 ini bertatih-tatih untuk menuju episode selanjutnya karena ide saya sempat mampet dan saya selingi dengan cerpen dan artikel. Tapi syukurlah,akhirnya saya bisa menyelesaikan target penulisan novel ini pada bulan agustus 2019,dan bulan september 2019 dierbitkan oleh penerbit Guepedia.

Di saat novel mainstream dan best seller didominasi setting di luar negeri dan konflik budaya antar negara, alangkah baiknya kalau kita lebih mengenal daerah sendiri beserta keragaman budayanya. Yang tentu saja lebih penting untuk diutamakan sebelum mempelajari kebudayaan bangsa lain. Berpegang kokoh pada akar budaya daerah dalam lingkup pergaulan nasional, sehingga dalam budaya berbeda tapi tetap selaras dalam cirikhas kepribadian bangsa yang santun dan beradab.

Lebih jauh lagi, di saat iklim kehidupan bernegara yang sedang panas, diharapkan novel ini bisa memberikan kesejukan dan solusi dalam menghadapi konflik dan perbedaan.Mensikapi konflik dengan ketenangan dan mendapat solusi terbaik.

Konflik antara Panji dan Ibundanya, juga Candramawar. Mengarahkan remaja untuk bijak mengambil keputusan meski konsekuensinya sangat berat. 

Sementara Ajisaka yang terlibat cinta segitiga bersama Panji dan Candramawar berusaha menyelesaikan masalah secara laki-laki. Di sini masing-masing tokoh diuji untuk menghadapi konflik kehidupan.

Cerita pendakian juga mengedukasi para pecinta alam tanpa mengguruinya, termasuk bagaimana mensikapi mitos-mitos yang menyertai pendakian.

Terakhir, keselarasan alam, budaya dan agama kental mewarnai novel ini tanpa perlu dipertentangkan. Berjalan selaras sesuai kehendakNya.

Rasanya tak puas kalau tak membaca novel ini sendiri dan mencerna isinya. Masalah berat yang dikemas secara ringan dan menghibur.Segera dapatkan novelnya khususnya para penggemar novel dan kisah pendakian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline