Lihat ke Halaman Asli

Istiyanah Istiyanah

SD Negeri 2 Pringsurat

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Diperbarui: 5 September 2023   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kibrispdr.org

Salam Guru Penggerak…..

Setiap apa yang manusia lakukan baik pekerjaan maupun pengalaman lainnya sudah sepatutnya merefleksikan hal tersebut. Gunanya refleksi tersebut ialah agar kita bisa memilah dan memilih hal-hal positif yang bisa kita jadikan pelajaran.

Refleksi dapat didefinisikan sebagai proses kognitif di mana individu berusaha meningkatkan kesadarannya terhadap pengalaman pribadi dan meningkatkan kemampuan dalam memahami pengalaman tersebut (Anseel, Lievens & Schollaert, 2009).

Sedangkan Jurnal Refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci salah satu pengembangan keprofesian yang dapat mendorong guru mengaitkan teori dan praktik, menumbuhkan keterampilan dan mengevaluasi sebuah topik secara kritis sehingga dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangusung

Salah satu Jurnal Refleksi yang akan saya bahas pada postingan kali ini adalah Model Six Thingking Hats atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan Teknik 6 Topi. Apa itu model Six Thinking Hats? Dan bagaimana contoh penggunaan model tersebut dalam jurnal reflksi mingguan? Untuk mengetahui semua itu mari kita akan bahas satu persatu.

Setiap orang punya cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Ada yang menggunakan pendekatan negatif, ada pula yang mengambil pendekatan positif. Six thinking hats memadukan kedua pandangan tersebut dalam memecahkan persoalan dengan cara berpikir inovatif, kritis dan kreatif.

Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah:

  • Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini. Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - April 2022 2)
  • Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.
  • Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.
  • Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.
  • Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.
  • Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Pact (Topi Putih)

Pada minggu ini saya mempelajari Modul 2.3 materi  tentang Coaching untuk Supervisi Akademik dengan sistem pembelajaran menggunakan LMS alur MERDEKA yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep,ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline