Manusia berkegiatan dan berhubungan dengan orang lain menggunakan bahasa.
Dengan ragam bahasa yang terdapat dibelahan bumi menyebabkan manusia mempelajari bahasa lain agar dapat berkomunikasi dengan lancar.
Penguasaan beberapa bahasa dapat menimbulkan variasi dalam berbahasa. Ini tentunya dialami oleh masyarakat yang bilingual, trilingual atau multilingual. Dapat pula dikatakan akibat kedwibahasaan yang dimiliki seseorang.
Variasi dapat dengan mudah ditemukan dalam kegiatan sehari - hari. Salah satu variasi yang sering digunakan adalah campur kode. Apa itu campur kode?.
Pertama - tama mari kita bahas kode yang dimaksud dalam linguistik. Kode yang dimaksud dalam sosiolinguistik adalah bahasa.
Menurut Chaer (2010:114), campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya. Kode- kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode.
Secara mudahnya, campur kode ialah penggunaan beberapa bahasa dalam satu ujaran. Campur kode terjadi ketika penutur menggunakan beberapa bahasa yang berbeda dalam satu ujaran.
Muysken (2000) dalam Harya (2018) menekankan bahwa pada umumnya campur kode juga mencakup peleburan leksikon dan gramatika dua bahasa dalam satu ujaran.
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing):
Campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya