Lihat ke Halaman Asli

Isti Mulyani

Penyuka corat coret

Pembully Itu Pembunuh?

Diperbarui: 30 Oktober 2019   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang Balita Tewas Digelongggong Air oleh Ibu Kandungnya Sendiri.

Kiranya berita ini yang akhir-akhir ini viral. Hal itu sangat mengusik naluriku sebagai seorang ibu yang juga mempunyai balita.

Awalnya pasti dong bertanya-tanya. Kok bisa? Kedua, mulut emak-emak lemes ini langsung ngejudge si Ibu (pelaku). Ga punya hati banget sih. Apa coba yang difikirkan? Atau mungkin ibunya punya gangguan jiwa kah?

Eh..eh..eh..tunggu dulu. Beritanya belum selsai.

Si ibu ternyata nekad menggelonggong anaknya karena tidak tahan dengan sikap mertua dan suaminya yang selalu nyinyir. Bahkan suaminya berkali-kali mengancam akan menceraikan sang istri jika tidak bisa membuat korban gemuk.

Perlu diketahui bahwa korban punya saudara kembar, tetapi secara perawakan si korban memang lebih kurus daripada kembarannya. Hal itu yang membuat orang-orang terdekatnya nyinyir. Bahkan si Ibu kerap dikatakan pilih kasih dalam mengasuh anak kembarnya. Padahal menurut pengakuan si ibu, dia tidak pernah membeda-bedakan kasih sayangnya kepada kedua anaknya tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa setelah dilakukan pemeriksaan psikologis, si ibusama sekali tidak menderita gangguan jiwa. Artinya dia sehat secara fisik dan mental.

Menurut penyelidikan dari pihak kepolisian, ternyata sebelum anak tersebut digelonggong air, mertua pelaku sempat memberi tahu bahwa akan berkunjung ke rumah pelaku. Karena tidak tahan jika dinyinyiri lagi dan bahkan sempat diancam juga oleh mertuanya maka pelaku nekad melakukan hal keji tersebut.

Saya tidak membenarkan apa yang dilakukan si ibu tersebut. Apapun alasannya, hal itu tetap tidak dibenarkan.

Tapi....
Si ibu juga tak sepenuhnya salah menurut saya. Kenapa?
Bagi saya, si Ibu juga pelaku sekaligus korban.

Ya. Apalagi penyababnya kalau bukan depresi karena bullying yang nyatanya dilakukan oleh orang terdekatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline