Lihat ke Halaman Asli

Istih Sunnysun

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Cibiru

Membangun UMKM dalam Memajukan Desa dengan Pemanfaatan Teknologi Digital Menuju Ekonomi Maju

Diperbarui: 11 Agustus 2022   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Universitas Pendidikan Indonesia kini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa & MBKM". 

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli hingga 10 Agustus 2022 menerapkan sistem secara daring, hal ini bertujuan agar para mahasiswa dapat memberdayakan lokasi kediaman masing-masing sehingga dapat memajukan dan bermanfaat bagi wilayah daerahnya sendiri.

Istihsani Suryadikusumah sebagai mahasiswa KKN Tematik UPI 2022 memilih Desa Cigintung yang terdapat di Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut sebagai lokasi KKN tematik UPI 2022 bersama ketiga rekannya. Hal ini diputuskan karena melihat kondisi tempat yang cocok untuk dilakukannya kegiatan KKN dengan tema yang didapatkan yaitu "Pertumbuhan Ekonomi Merata". 

Desa yang masih sangat asri ini memiliki banyak potensi baik dari SDMnya maupun SDA yang begitu melimpah. Upaya yang dilakukan Istihsani yakni melihat perkembangan UMKM dan membantu para masyarakat yang memiliki usaha dagang dalam mempromosikan produk usaha dalam pemanfaatan media sosial.

Adanya wabah besar yang terjadi di seluruh pelosok bumi ini, banyak aspek yang mengalami penurunan dan kerugian yang tidak sedikit. Masalah ekonomi menjadi salah satu dampak yang menjadi PR bukan hanya untuk pemerintah namun bagi seluruh masyarakat. 

Dalam menstabilkan perekonomian negeri salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memajukan UMKM. Melihat potensi yang cukup besar di Desa Cigintung, Istihsani memanfaatkan sumber daya yang ada untuk melihat potensi UMKM yang ada di sana. Setelah berkoordinasi dengan pihak pemerintah Desa mengenai UMKM langsung merancang program yang akan dilaksanakan.

Setelah berbincang-bincang mengenai kondisi UMKM di Desa Cigintung, di dapati bahwa masih belum memiliki data akurat mengenai berapa banyak usaha rumah tangga yang tersebar di Desa tersebut. Hal ini menjadi tantangan karena kegiatan pendataan harus dilakukan secara "door to door". 

Bukan tanpa alasan, pihak Desa menjelaskan bahwa masih banyak yang harus diperbaiki mengenai data yang sudah mereka miliki, adanya beberapa kekeliruan data pelaku usaha yang mana ada beberapa yang ter data memiliki usaha namun pada kenyataannya tidak ada produk yang dihasilkan. Maka dengan itu, mereka mencoba memperbaiki kembali mengenai pendataan yang lebih akurat.

Setelah dirundingkan maka diputuskan bahwa akan hanya mendata beberapa pelaku usaha yang mana masuk dalam persyaratan yakni memiliki produk usaha rumah tangga yang di olah sendiri.

 UMKM sendiri memiliki kriteria yang cukup luas, hanya setelah dilakukannya literatur dan mengumpulkan beberapa informasi para mahasiswa tidak mendata secara keseluruhan usaha yang ada di Desa. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu, tenaga dan juga informasi jelas mengenai usaha apa saja yang dapat di kategorikan sebagai UMKM yang tersebar di Desa Cigintung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline